Page 38 - BUKU BERKARYA DI TENGAH PANDEMI
P. 38
BERKARYA DI TENGAH PANDEMI
SATU TAHUN KINERJA M. AZIS SYAMSUDDIN
WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORPOLKAM
dipan. Untuk menanggulangi penyebaran virus yang semakin
cepat, Pemerintah China membangun rumah sakit khusus
kedua dengan kapasitas 1.600 dipan.
Bagi masyarakat luas, Pemerintah China memberlakukan
larangan perjalanan dan mewajibkan s cial istancing untuk
mencegah penyebaran yang semakin masif. Pemerintah
pun mewajibkan seluruh pendatang dari luar negeri untuk
menjalani karantina selama 14 hari. Pemerintah China juga
memiliki sistem pengawasan yang canggih. Mulai dari
membeli telepon genggam hingga menggunakan aplikasi
tertentu, warga China akan meninggalkan jejak data yang bisa
dilacak hingga ke KTP mereka sehingga pemerintah dapat
mengawasi Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam
Pengawasan (PDP) secara ketat. Jika orang tersebut menaiki
transportasi publik dan berpeluang menginfeksi orang, pesan
teks akan dikirimkan melalui sebuah aplikasi kepada orang-
orang untuk memberi peringatan adanya risiko penularan.
Setiap orang diberi kode QR berwarna, tergantung risiko yang
mereka miliki. Jika orang tersebut diberi kode warna hijau
berarti orang tersebut bebas dari risiko. Namun jika orang
tersebut diberi kode warna oranye, berarti orang tersebut
telah sempat memasuki daerah berpotensi penyebaran
virus. Jika orang tersebut ditandai dengan warna merah
berarti orang tersebut telah didiagnosa positif COVID-19 dan
berisiko menularkan. Untuk mendukung sistem pelacakan ini,
Pemerintah China menerapkan karantina yang ketat dengan
menjaga setiap pintu keluar masuk blok-blok apartemen.
Melalui berbagai strategi diatas, China berhasil menurunkan
tingkat infeksi baru dari ribuan sehari ketika puncak wabah
terjadi, hingga menjadi nol dalam waktu lima minggu.
28