Page 225 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN EDISI KE-2
P. 225

KIPRAH TAHUN KEDUA WAKIL KETUA DPR/KORINBANG DR. (H.C.) RACHMAT GOBEL
                    Pesantren  dan Penguatan Karakter
                       Seperti kata Bung Hatta, sila pertama Pancasila memimpin sila yang lain,
                    Ketuhanan  harus  menjiwai  sila-sila yang  lain.  Tuhan  adalah  prima causa
                    dan semua manusia sama dan sederajat.  Tuhan satu-satunya yang di atas
                    manusia.
                       Dengan pemahaman yang seperti itu, maka sebagai masyarakat religius
                    sudah  seharusnya bangsa Indonesia menjadi  bangsa yang percaya diri.
                    Tak harus minder dan inferior di hadapan
                    bangsa-bangsa    lain.  Semua     manusia
                    hakikatnya sama, tak ada ras yang lebih
                    unggul daripada ras yang lainnya. Jika ada
                    perbedaan, itu lebih karena hasil usahanya.     Simbol religiusitas
                    Semua memiliki  peluang yang sama untuk
                    menjadi bangsa yang unggul.                              tampak dari
                        “Kita tidak boleh minder dan rendah diri          sebutan Aceh
                    di  hadapan  bangsa  lain.  Tapi  kita  juga  tak   sebagai Serambi
                    menjadi  sombong. Kita sederajat. Dengan       Mekkah, Gorontalo
                    prinsip  ini maka Indonesia memiliki  rasa        sebagai Serambi
                    percaya diri dalam pergaulan internasional
                    sekaligus percaya  diri  dalam  mengejar         Madinah, Manado
                    national interest,” kata Rachmat Gobel.              dengan patung
                       Bangsa Indonesia adalah  masyarakat                     Yesusnya,
                    yang religius. Simbol religiusitas tampak      Manokwari sebagai
                    dari   sebutan   Aceh   sebagai   Serambi             Kota Injil, Bali
                    Mekkah,    Gorontalo    sebagai   Serambi             sebagai Pulau
                    Madinah, Manado dengan patung Yesusnya,
                    Manokwari  sebagai  Kota Injil,  Bali  sebagai                Dewata.
                    Pulau Dewata. Di setiap daerah selalu ada
                    petilasan orang-orang suci  dan  keramat,
                    bertebarannya rumah-rumah ibadah. Semua itu menunjukkan fakta ekspresi
                    keberagamaan masyarakat Indonesia.
                       Dengan kenyataan ini,  moralitas agama  yang mengajarkan  tentang
                    kesetaraan manusia, harus menjadi nilai-nilai yang membangun kepercayaan
                    diri dan kuat karakter. Bukan seperti yang dinyatakan Mochtar Lubis maupun
                    Koentjaraningrat yang mengatakan, kondisi manusia Indonesia yang masih
                    lemah karakter dan tidak percaya diri.
                       Lalu mengapa hal itu bisa terjadi? Inilah yang harus dijawab bersama.
                    Moral agama dan ekspresi keagamaan ternyata bisa menjadi sesuatu yang




                                                       207
   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230