Page 108 - BUKU JUDICAL RIVIEW PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI ATAS PENGUJIAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945
P. 108

hukum, sehingga  permohonan  Pemohon ditolak.  Adapun Hakim  Konstitusi   terbuka untuk umum dan bersifat erga omnes (berlaku bagi setiap orang) yang
 Suhartoyo dan Hakim Konstitusi Saldi Isra berpendapat Pemohon perseorangan   wajib  dipatuhi  dan langsung dilaksanakan (self executing) oleh seluruh organ
 memiliki  kedudukan hukum dan  dalam  pokok  permohonan berpendapat   penyelenggara negara, organ penegak hukum, dan warga Negara. Oleh karena itu,
 beralasan menurut hukum, sehingga mengabulkan permohonan Pemohon.     Putusan Mahkamah  Konstitusi dalam  Perkara Nomor  68/PUU-XIX/2021 yang
                menyatakan  permohonan  Para  Pemohon  tidak dapat  diterima  terhadap
 [3.6.3]  Bahwa berdasakan pertimbangan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor   pengujian pada Pasal 222 UU 7/2017 mengandung arti bahwa ketentuan pasal-
 66/PUU-XIX/2021 tersebut, terkait  dengan  kualifikasi  para Pemohon sebagai   Pasal  a quo  tidak  bertentangan  dengan  UUD  NRI Tahun 1945  dan tetap
 perseorangan warga negara Indonesia  yang memiliki  hak  untuk memilih,   mempunyai kekuatan hukum mengikat.
 menurut  Mahkamah  para Pemohon telah  mengetahui  hasil hak  pilihnya dalam
 pemillu  legislatif tahun 2019 akan digunakan  juga sebagai  bagian dari
 persyaratan ambang  batas pencalonan  pasangan  Presiden dan  Wakil  Presiden
 pada tahun 2024 yang hanya dapat diusulkan oleh partai politik atau gabungan
 partai  politik  peserta Pemilu,  sehingga tidak  terdapat  kerugian konstitusional
 para Pemohon.  Persoalan  jumlah  pasangan calon Presiden  dan Wakil  Presiden
 yang akan berkontestasi  dalam  pemilihan Presiden dan  Wakil  Presiden  tidak
 berkorelasi dengan norma  Pasal 222  UU 7/2017  karena  norma  a quo  tidak
 membatasi jumlah  pasangan calon  Presiden  dan Wakil  Presiden  yang berhak
 mengikuti pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Dengan demikian, selain para   PUSAT PEMANTAUAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG
 Pemohon tidak  memiliki  kerugian konstitusional  dengan berlakunya  norma   BADAN KEAHLIAN
 Pasal 222 UU 7/2017, juga tidak terdapat hubungan sebab akibat norma a quo   SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI
 dengan  hak konstitusional para  Pemohon sebagai  pemilih  dalam Pemilu.   2022
 Demikian juga dalam kualifikasi para Pemohon sebagai anggota DPD, Mahkamah
 tidak menemukan adanya kerugian konstitusional para Pemohon dan tidak ada
 hubungan sebab akibat dengan pelaksaaan tugas dan kewenangan para Pemohon
 dalam menyerap aspirasi masyarakat daerah, karena pemberlakuan norma Pasal
 222 UU 7/2017 tidak mengurangi kesempatan putra-putri terbaik daerah untuk
 menjadi  calon  Presiden atau  Wakil  Presiden sepanjang  memenuhi  persyaratan
 dan diusulkan oleh partai  politik  atau  gabungan partai politik peserta  Pemilu.
 Para Pemohon juga tidak memenuhi kualifikasi perseorangan warga negara yang
 memiliki hak  untuk dipilih sehingga  dapat  dianggap  memiliki  kerugian hak
 konstitusional  dengan  berlakunya ketentuan norma Pasal  222  UU 7/2017,
 karena  tidak  terdapat  bukti adanya  dukungan bagi  para  Pemohon untuk
 mencalonkan diri  atau  dicalonkan  sebagai pasangan calon  Presiden dan  Wakil
 Presiden dari  partai  politik atau  gabungan  partai  politik peserta  Pemilu atau
 setidak-tidaknya  menyertakan partai  politik pendukung untuk mengajukan
 permohonan bersama dengan para Pemohon.


 F.  AMAR PUTUSAN
 Menyatakan permohonan Para Pemohon tidak dapat diterima.


 G.  PENUTUP
 Bahwa Putusan Mahkamah Konstitusi merupakan putusan yang bersifat final dan
 mengikat  (tidak  ada  upaya  hukum lain yang dapat  ditempuh) serta  langsung
 memperoleh kekuatan hukum tetap sejak selesai diucapkan dalam sidang pleno

                                              109
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113