Page 133 - FENOMENA RIBA
P. 133

A  :  Orang  yang  berpandangan  demikian  pada  praktiknya  sangat

               beragam. Secara umum mereka mengeluarkan zakatnya pada
               bulan  Ramadhan  diserahkan  kepada  panitia,  dengan  niat

               menitipkan zakat untuk didistribusikan pada hari raya. Dan di

               antara panitia pun  ada yang  kesulitan  untuk  membagikannya
               secara  keseluruhan  kepada  orang  miskin  sebelum  shalat  ied,

               sehingga ada yang dititipkan lagi kepada perorangan. Apakah ini

               dibenarkan? Mari kita perhatikan redaksi hadits dengan benar:

                   ،ِةلاَ صلا َدْعَب اَهاَ دَأ ْنَمَو ،ٌةَلوُبْقَم ٌةاَكَز َيِهَف     ،ِةلاَ صلا َلْبَق اَهاَ دَأ ْنَم


                                      ِ تاَقَدَ صلا َنِم ٌةَقَدَص َيِهَف



              Siapa yang menunaikannya sebelum shalat (iedul fithri) itulah zakat
              yang diterima (sebagai zakat fithrah), dan siapa yang menunaikannya
              sesudah shalat (iedul fithri) itu adalah bagian dari shodaqoh biasa.

               Sebenarnya, yang dimaksud dengan menunaikan zakat adalah

           mengeluarkannya, dan waktunya adalah sebelum shalat ied artinya

           jangan sesudah shalat ied. Kita semua mengetahui bahwa iedul fithri
           sesudah berakhir bulan Ramadhan, artinya Bulan Ramadhan adalah

           sebelum  shalat  ied.  Zakat  fithrah  tidak  dinyatakan  shah  bila

           ditunaikan  sesudah  shalat  ied.  Yang  dimaksud  ‘sesudah’  tidak

           dibatasi  dengan  tibanya  waktu  shalat  berikutnya  (shalat  zhuhur),
           sebab  menunaikan  kewajiban  zakat  sesudah  shalat  zhuhur  pun

           tetap  tidak  dibenarkan  karena  termasuk  sesudah  shalat  ied.
                                          128
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138