Page 2 - MAJALAH 89
P. 2

sekadar  alat  legitimasi  untuk  mem-
            benarkan  tingkah  lakunya.  Idealnya,
            politisi (beradab) harus dapat menga-
            rahkan  masyarakat  untuk  masuk  ke-
            dalam  keadaan  dan  tatanan  kehidu-
            pan kemasyarakatan dan kenegaraan
            yang memungkinkan terjadinya situa-
            si yang berkeadilan sosial.
               Revitalisasi  dan  reaktualisasi  nilai
            etika  dan  moral  politisi  agar  dapat
            tampil sebagai politisi beradab, meru-
            pakan  upaya  yang  perlu  dilakukan.
            Pengembangan dan pembinaan kader
            politik perlu diarahkan untuk memper-
            tinggi  derajat  kemanusiaan  bangsa,
            melalui pertama, aktualisasi nilai-nilai
            etika  dan  moral,  dan  penguatan  ke-
            tahanan  budaya  dalam  menghadapi
            derasnya  nilai  materialisme,  kedua,   DPR-RI telah memiliki aturan ter-  Semua  ini  memerlukan  etika,  terma-
            meningkatkan kemampuan para poli-  tulis, dan ini berlaku sebagai “self con-  suk didalamnya kehidupan berbangsa
            tisi dalam mengapresiasi pesan moral   trol” bagi para anggota Dewan. Keha-  dan bernegara.
            yang  terkandung  pada  setiap  keka-  diran anggota DPR dengan perangkat   Etika  dan  moral  berbangsa,  seti-
            yaan  dan  nilai-nilai  budaya  bangsa,   “built-in mechanism” berupa Kode Etik   daknya terdiri dari tiga hal, yaitu: per-
            serta  ketiga,  mendorong  kerja  sama   DPR. Kode Etik ini sangat diperlukan   tama, etika dan moral individual, yang
            yang  sinergis  antar-pemangku  ke-  untuk menjaga martabat serta kehor-  lebih  menyangkut  kewajiban  dan  si-
            pentingan  dalam  mewujudkan  visi   matan  profesi,  dan  disisi  lain  melin-  kap manusia terhadap dirinya sendiri.
            bangsa  Indonesia,  yaitu  bangsa  de-  dungi masyarakat dari segala bentuk   Salah  satu  prinsip  yang  secara  khu-
            ngan peradaban mulia dan luhur.   penyimpangan  maupun  penyalah-    sus relevan dalam etika individual ini
               Tiga  hal  tersebut  sejalan  dengan   gunaan kewenangan oleh DPR. Oleh   adalah prinsip integrasi pribadi, yang
            cita-cita  reformasi  yang  bertujuan   karena itu, jika para Anggota Dewan   berbicara  mengenai  perilaku  indivi-
            untuk membangun “Indonesia Baru“,   ingin tampil sebagai politisi beradab,   dual tertentu dalam rangka menjaga
            yaitu  membangun  sebuah  masyara-  akan dapat memperoleh kepercayaan   dan mempertahankan   nama baiknya
            kat  sipil  yang  demokratis,  dengan   dari  masyarakat,  jika  dalam  diri  para   sebagai pribadi yang bermoral.
            penegakan  hukum  untuk  supremasi   Anggota  Dewan  memiliki  kesadaran   Kedua, etika sosial yang mengacu
            keadilan,  pemerintahan  yang  bersih,   kuat  untuk  mengindahkan  etika  dan   pada  kewajiban  dan  hak,  sikap  dan
            terwujudnya  keteraturan  sosial  dan   moral pada saat ingin melaksanakan   pola perilaku manusia sebagai makh-
            rasa aman dalam masyarakat, dan ke-  kewenangan konstitusionalnya    luk sosial dalam interaksinya dengan
            hidupan ekonomi yang mensejahtera-                                   sesamanya.  Tentu  saja  sebagaimana
            kan  rakyat  Indonesia.  Cita-cita  mulia  Etika dan Moral           hakikat manusia yang bersifat ganda,
            ini  akan  terwujud  jika  dilaksanakan   Etika  dan  moral,  sesungguhnya   yaitu sebagai makhluk individual dan
            oleh politisi yang berintegritas tinggi.   dapat  dibedakan.  Moral  lebih  me-  sosial, etika individual dan etika sosial
            Integritas itu akan terjaga jika secara   ngacu  pada  baik-buruknya  manusia   berkaitan erat satu sama lain, bahkan
            konsisten para politisi mengembang-  sebagai manusia, menuntun manusia   dalam arti tertentu sulit untuk dilepas-
            kan standar pergaulan di dalam ke-  bagaimana seharusnya ia hidup atau   kan dan dipisahkan satu sama lain.
            lompok  sosialnya,  yang  dapat  diwu-  apa  yang  boleh  dan  apa  yang  tidak   Ketiga,  etika  lingkungan  hidup
            judkan dalam bentuk aturan tertulis   boleh  dilakukan.  Dalam  kehidupan   yang  berkaitan  dengan  hubungan
            yang  secara  sistematik  dibuat  ber-  sosial, masyarakat mempunyai aturan   antara  manusia  baik  sebagai  makh-
            dasarkan  prinsip-prinsip  moral  yang   moral yang membolehkan atau mela-  luk individu maupun sebagai kelom-
            ada; dan pada saat yang dibutuhkan   rang  perbuatan  tertentu.  Sementara   pok  dengan  lingkungan  alam  yang
            dapat difungsikan sebagai alat untuk   etika adalah untuk membina kehidu-  lebih  luas    dalam    totalitasnya,    dan
            menghakimi segala macam tindakan,   pan yang baik berdasarkan nilai-nilai   hubungan antara manusia yang satu
            yang  secara  logika-rasional  umum   moral  tertentu.  Kehidupan  manusia   dengan  manusia  yang  lainnya  yang
            dinilai  menyimpang  dari  kode  yang   bersifat multi-dimensi meliputi bidang   berdampak langsung atau tidak lang-
            disepakati bersama.               sosial,  ekonomi,  politik,  kebudayaan.   sung  pada  lingkungan  hidup  secara






                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 89 TH. XLII, 2011 |
                                                                                        ARIA |
                                                                                                   TH. XLII, 201 |
    | PARLEMENTARIA |  Edisi 89 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 89 TH. XLII, 2011 |
                                                                              |
                                                                                                             1
                                                                                             Edisi 89
                                                                               ARLEMENT
                                                                              P
   1   2   3   4   5   6   7