Page 3 - MAJALAH 89
P. 3
keseluruhan. Keempat, moral dan etika para dengan mengedepankan kebersa-
Berkaitan dengan etika dan moral, politisi harus dilahirkan dari nilai- maan tanpa mengorbankan kerbera-
jika dikaitkan dengan politisi bera- nilai yang ada dalam masyarakat, yang gaman.
dab, dapat saya sampaikan: pertama, tujuannya adalah menjalin kebersa- Etika dan moral bangsa bukan
politisi beradab hanya dapat dilaku- maan, merawat kesatuan, dan men- sekedar konsepsi, tetapi harus terim-
kan, jika para politisi itu memiliki capai kehidupan yang tenteram, har- plementasi dalam sikap dan perilaku
pemahaman terhadap etika dan monis, dan sejahtera. Nilai merupakan politik yang berorientasi pada kepen-
moral bangsa, terutama ketika ber- landasan perilaku dalam seluruh sendi tingan seluruh masyarakat tanpa ter-
hadapan dengan krisis sosial, budaya, kehidupan, bukan sebagai legitimasi kecuali, bukan kepentingan primordi-
dan moral yang terjadi, yang dapat atau hiasan belaka. Moral dan etika al suku bangsa tertentu atau etnik dan
disaksikan dalam berbagai bentuk dalam perilaku masyarakat, termasuk budaya tertentu. Perlu kesadaran his-
disorientasi dan dislokasi di tengah dalam politik bernegara adalah suatu toris dan moral, agar nilai-nilai yang
masyarakat. Seperti, dissintegrasi so- hal yang tidak dapat dipisahkan, kare- tercantum dalam persatuan Indonesia
sial-politik yang bersumber pada eu- na menafikkan salah satunya berarti menjadi penghayatan individual demi
foria kebebasan; lenyapnya kesabaran menarik kegiatan politik dari dimensi pertanggungjawaban kepada sejarah,
sosial dalam menghadapi realitas ke- sosial dan hanya menjadi urusan dan kepada seluruh masyarakat, dan
hidupan yang semakin sulit sehingga pribadi. Moral dan etika membingkai kepada Tuhan yang Maha Esa. Etika
mudah melakukan berbagai tindakan politik, agar berjalan konsisten sesuai dan moral dalam kerangka persatuan
kekerasan dan anarkhi; merosotnya tujuan asasinya, sehingga tanggung ini akan menjadi dasar pertimbangan
penghargaan dan kepatuhan ter- jawab dan kewajiban manusia ter- yang bijaksana, yang dapat mengatasi
hadap hukum, etika, moral, dan ke- hadap negara, terhadap hukum yang berbagai perbedaaan.
santunan sosial; semakin meluasnya berlaku, dan terhadap sesama manu- Kesimpulan opini saya adalah,
penyebaran narkoba serta penyakit- sia, dapat ditegakkan. bahwa politisi beradab adalah politisi
penyakit sosial lain; dan berlanjutnya Atas dasar pemahaman tersebut, yang memiliki etika dan moral yang
konflik dan kekerasan yang bernuansa saya berpendapat bahwa pengem- dituntut untuk berperilaku yang
politis, etnis, dan agama. bangan etika dan moral para politisi mementingkan kebaikan bersama,
Kedua, moral dan etika perlu di- harus bersumber dari empat pilar bukan untuk kepentingan pribadi
jadikan panduan universal yang berbangsa dan bernegara, yaitu atau kelompok, yang terwujud apabila
merawat cita-cita kehidupan ber- Pancasila, UUD 1945, Persatuan dilandasi oleh kejernihan hati nurani,
negara untuk mencapai tujuan Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika. moralitas, kerendahan hati, keikhla-
asasinya, yaitu kehidupan yang berja- Kedewasaan para politisi untuk san, kejujuran, dan tanggung jawab.
lan di atas nilai-nilai budaya bangsa. melihat mozaik bangsa Indonesia akan Para politisi harus menyerahkan lo-
Nilai-nilai budaya bangsa ini meru- bermuara pada tumbuhnya kesada- yalitasnya kepada negara termasuk
pakan konsensus, sebagai rujukan ran, bahwa persatuan perlu dibangun kepada pemimpin negara yang ama-
berinteraksi dalam seluruh dimensi di atas kemajemukan suku bangsa dan nah, baik di pusat maupun di daerah.
kehidupan. Setiap sikap dan perilaku budaya yang ada dalam masyarakat Loyalitas kepada negara harus lebih
di ruang publik, harus mencerminkan Indonesia. Kesadaran dan semangat besar daripada loyalitas kepada par-
nilai-nilai itu, agar cita-cita dan keutu- persatuan dalam bingkai kebangsaan tai atau kelompok ketika seseorang
han masyarakat tetap terjaga. bersama inilah, yang kemudian men- sudah menjadi pejabat negara. Inilah
Ketiga, konsepsi dasar moral dan jadi landasan politik bernegara, dan sosok politisi sejati yang digerak-
etika para politisi tentang sebuah menjadi acuan bersama, baik pada kan oleh wawasan kebangsaan yang
negara, perlu terus mengacu pada masa sebelum kemerdekaan ataupun terserap dalam dirinya.
konsensus nilai-nilai yang ada, yang pada awal kemerdekaan. Keberhasilan Untuk menciptakan politisi yang
hidup dan berkembang dalam ma- para founding fathers merawat rasa beradab diperlukan sebuah sistem
syarakat, terutama nilai-nilai mayor- kebangsaan mengantarkan Republik dan mekanisme yang menunjang
itas yang menjadi sebuah kenisca- Indonesia mampu meretas diri dari atau bahkan memaksa untuk itu.
yaan dalam mewarnai tata perilaku belenggu hegemoni kolonialisme. Sistem itulah yang mampu menunjuk-
warga bangsa. Hal ini akan terjadi, Oleh karena itu, untuk memperta- kan kepada publik mengenai kualitas
jika politik kekuasaan berjalan di atas hankan eksistensi negeri ini, maka ke- moral dan etika yang dimiliki oleh
landasan demokrasi dan menempat- bersamaan di tengah keragaman dan aktor-aktor atau elite-elite politik yang
kan rakyat sebagai yang berdaulat, kolektivitas di tengah heterogenitas, kewenangan politiknya bersumber
sehingga nilai-nilai yang berkembang menjadi kata kunci utama. Sebagai dari kedaulatan rakyat. Wallahu’alam
di masyarakat tetap berlandaskan sebuah bangsa yang plural dan hete- Bissawab.*
pada nilai-nilai kemanusiaan. rogen, semua upaya harus dilakukan
| PARLEMENTARIA | Edisi 89 TH. XLII, 2011 |
ARIA |
TH. XLII, 201 |
| PARLEMENTARIA | Edisi 89 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA | Edisi 89 TH. XLII, 2011 |
|
1
Edisi 89
ARLEMENT
P