Page 64 - MAJALAH 91
P. 64

mengelak. “Pastinya ada tarif, alham-  dibatasi,”  keluhnya.  UU  Penyiaran   pilihan  pada  masyarakat.  Swasta  ke-
           dulillah  kalau  yang  ngundang  mau   memberi  TVRI  peran  baru  menjadi   banyakan  dimiliki  individu  dengan
           mengikuti itu.”                   Lembaga  Penyiaran  Publik.  Ini  men-  kepentingan  tertentu,  seperti  partai
             Wanita  kelahiran  23  November   jadi nafas baru, namun ternyata belum   politik  dan  sebagainya.  TVRI  berada
           ini  kembali  terbahak  ketika  ditanya   cukup karena tidak didukung pening-  ditengah,  indenpen,  bukan  kepanja-
           berapa  tarif  ngemsi  kalau  yang  me-  katan  anggaran  untuk  memproduksi   ngan pemerintah, bukan pula kelom-
           ngundang  anggota  DPR.  “Wakil  kita   program siaran berkualitas.  pok tertentu seperti parpol,” urainya.
           di DPR pasti ada yang kaya juga kan..   Tiya Diran berharap revisi UU Pe-  Kedekatan  dengan  tokoh  parpol
           tapi  saya  juga  punya  banyak  teman,   nyiaran yang sedang digarap Komisi I   membuat  Tiya  juga  tidak  luput  dari
           kalau teman cincailah haha..,” imbuh   DPR RI dapat kembali mendorong ke-  godaan untuk terjun berpolitik prak-
           pembawa  acara  upacara  pembukaan   bangkitan stasiun televisi milik bang-  tis. Namun sejauh ini ia masih mampu
           Sea Games XXVI Palembang bersama   sa  ini.  Peran  TV  Publik  menurutnya   bertahan dengan profesi yang sudah
           Tantowi  Yahya  yang  juga  anggota   patut dipertahankan, karena masyara-  terlanjur dicintainya. “Saya lebih suka
           Komisi  I  DPR  RI.  “Uang  penting  tapi   kat  saat  ini  sangat  memerlukan  sta-  freelance, bebas tidak terikat. Banyak
           bekerja  tidak  selalu  untuk  uang-kan,   siun  televisi  penyeimbang  ditengah   yang udah dorong-dorong tapi tetep
           saya  juga  sering  mendukung  acara-  pesatnya  perkembangan  TV  Swasta   gak  mau,  tak  tergoda.  Saya  ngemsi
           acara sosial.”                    yang notabene dimiliki segelintir pe-  aja,  penterjemah,  sampai  kapan?...
                                             ngusaha yang membawa misi kelom-  sampai gak laku lagi kali ya,” katanya,
           TVRI dan UU Penyiaran             pok atau partai politik tertentu.  kali ini kembali diiringi derai tawa ce-
             Menjadi  MC  papan  atas  tidak    “Posisi publik sudah pas, kita men-  ria. (iky)
           membuat  Tiya  Diran  melupakan   jadi  televisi  penyeimbang  memberi   ***
           akarnya  TVRI,  stasiun  televisi  plat
           merah  yang  sudah  digelutinya  sejak
           tahun  1985.    “Aku  harus  mengakui
           TVRI-lah  yang  pertama  kali  membe-
           sarkan aku, dimulai dengan jadi pen-
           yiar  tahun  1985,  sekarang  tetap  di
           TVRI walaupun godaan banyak untuk
           pergi. Bagi aku TVRI  tetap dihati dan
           tidak  pernah  tergoda  pindah  kelain
           hati.”  jelasnya  sambil  kembali  terse-
           nyum, deretan gigi putih memperte-
           gas pesona seorang Tiya.
             Cerita  kemudian  mengalir  ten-
           tang kondisi televisi tertua di republik
           yang  diibaratkan  bagai  kapal  besar,
           penuh  penumpang  yang  semakin
           sulit  bergerak.  Dinamika  bangsa  ini-
           lah yang membuat TVRI merana. Era
           orde baru ketika mereka masih muda
           bergairah,  kreativitas  adalah  tabu.
           Mereka  bekerja  tapi  dengan  tangan
           diikat.  Mendadak  sontak  orde  baru
           tumbang,  muncullah  era  reformasi.
           Tangan  terikat  dilepas  tapi  mereka
           kemudian  langsung  disuruh  lomba
           lari sprint dengan stasiun televisi baru
           ditingkat nasional maupun lokal.
             “Kita jelas terseok, TV swasta mun-
           cul  dengan  modal  besar,  SDM  fresh
           graduate  dengan  tenaga  penuh.  Se-
           mentara TVRI yang seakan baru lepas
           kungkungan mana mungkin bisa ber-
           lari  dengan  tenaga  dan  dana  yang


                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 91 TH. XLII, 2012 |
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69