Page 77 - MAJALAH 136
P. 77

foto: newtimes.co.rw







               Anggota Parlemen Rwanda yang mayoritas perempuan tengah melakukan sumpah jabatan


               terlibat pada penanganan kriminalitas   Pada tahun 2009, parlemen   Front)–partai penguasa. Kritik dari
               yang selama ini dianggap menjadi   mengesahkan undang-undang yang   para scholars adalah kuota perempuan
               domain laki-laki (Jane: 2016).    pro pada ibu-ibu menyusui yang    di Parlemen hanya diisi oleh orang-
                  Secara  substantif, dampak repre-  bekerja pada sektor industri, kenaikan   orang yang mau mewujudkan
               sen tasi perempuan di Parlemen    upah untuk pekerja yang melahirkan   agenda RPF, inilah yang menjadi
               Rwan da juga menunjukkan hasil yang   (maternity pay), perempuan yang cuti   tantangan kedepan bahwa anggota
               cukup lumayan, mengutip studi yang   hamil mendapatkan gaji penuh selama   parlemen perempuan dituntut
               dilakukan oleh Sarah Jane Cooper-  12 minggu, pada tahun 2012, Parlemen   untuk mewujudkan demokrasi yang
               Knock pada 2016 seorang akademisi   membuat aturan legalisasi aborsi bagi   substantive.
               dari Universitas Edinburgh mengatakan   korban pelecehan seksual. Meskipun   Bagaimanapun proses politik yang
               bahwa Parlemen Rwanda telah berhasil   demikian bukan berarti tidak ada   terjadi di dalam parlemen, jumlah
               mengikis budaya patriarki di legislative,   permasalahan-permasalahan dalam   signifikan perempuan di Parlemen dan
               sehingga isu-isu tentang kebijakan   parlemen Rwanda, kesenjangan   sektor publik lainnya telah mengambil
               kesejahteraan perempuan dan anak bisa   representasi masih terjadi antara   peranan penting dalam membantu
               diperdebatkan secara bebas di Parlemen,   perempuan anggota parlemen dengan   perempuan Rwanda untuk bertahan
               tidak ada lagi pe-nomordua-an     perempuan yang sangat membutuhkan   hidup, berkembang dan melangkah
               perempuan dan anak. Parlemen Rwanda   (women in greatest need), dalam   maju. Kebebasan, kesetaraan dan
               juga memegang peranan penting dalam   kata lain, representasi perempuan   otonomi perempuan dijamin oleh
               pemberantasan kekerasan berbasis   belum bisa merata, masih didominasi   konstitusi, perlindungan terhadap
               gender, data yang ada bahwa empat dari   oleh daerah/suku tertentu. Bagi   perempuan dan anak diatur dalam
               sepuluh perempuan Rwanda mengalami   perempuan yang berseberangan   undang-undang, yang paling penting
               kekerasan sebelum usia 15 tahun.   dengan partai penguasa menjadi lebih   pada tahun 2003 perempuan Rwanda
               Melalui beberapa kebijakan yang ketat   berat dalam perjuangan politiknya   mendapatkan hak waris dan hak
               atas inisiatif parlemen, angka tersebut   karena sistem politik yang masih   kepemilikan atas tanah dan properti
               bisa ditekan.                     dikuasai oleh RFP, (Rwanda Patriotic   (meskipun masih dibatasi). „


                                                                              PARLEMENTARIA z  EDISI 136 TH. XLVI - 2016  l  77
   72   73   74   75   76   77   78   79   80