Page 28 - MAJALAH 103
P. 28

LAPORAN UTAMA




          sedini  mungkin.  Ada  tindakan­  perusahaan  nasional  merekrut  pelaksanaanya seperti itu? Ternyata
          tindakan  preventif,  tetapi  yang  pekerja outsourcing, karena bisa  dikuasai  asing.  Kontraknya  gila­
          refresif juga tetap dijalankan,” jelas  dibayar murah dan menghasilkan  gilaan 30 tahun atau 50 tahun.”
          Sutiyoso.                        keuntungan besar. Padahal, di luar  Selama  itu  kekayaan  alam  kita
                                           negeri pegawainya dibayar mahal  disedot habis­habisan lalu dibawa
           Nah, berbanding lurus dengan  dan tetap menghasilkan keuntungan  ke luar negeri.”
          reformasi politik, reformasi hukum  besar.  “Outsourcing  sudah  tidak
          juga perlu dilakukan secara massif.  zamannya lagi,” kata Sutiyoso.   Kita tidak tahu apa saja kandungan
          Kapolri dan Jaksa Agung bila tidak                                 yang  ada  di  dalam  perut  bumi
          cakap memimpin penegakan hukum     Sila  ketiga,  bangsa  ini  masih  Indonesia.  Kontraknya  menggali
          segera  dicopot.  Hukum  jangan  enggan bersatu, karena keadilan  emas. Lalu, bila ada platinum yang
          tumpul ke atas, tajam ke bawah.  belum tampak. Bila keadilan belum  lebih  mahal  di  dalamnya,  kita
          “Pemimpin harus tega dalam hal­  hadir, biasanya manusia mencari  tak  pernah  tahu.  “Apakah  sudah
          hal seperti itu. Jangan ada ewuh  jalan  sendiri­sendiri.  Akhirnya,  wajar pembagian keuntungannya?
          pakewuh, tidak bagus,” katanya.  terjadilah dominasi hukum rimba.  Jawabnya pasti belum. Minyak dan
                                           Siapa yang kuat dia yang berkuasa.  komponen komunikasi juga dikuasai
           Paradigma  berpolitik  sejak  “Artinya, selama 15 tahun terakhir  asing semua. Inilah yang harus kita
          reformasi  seakan­akan  hanya  ini, belum terlihat Pancasila menjadi  luruskan kembali.”
          bagaimana  merebut  kekuasaan  way  of  life.  Sekarang  sangat
          di legislatif dan eksekutif. Setelah  individualis.  Itu  bukan  budaya   Aturan  kontrak  bisa  kita  atur
          duduk  menjadi  penguasa,  yang  yang mau kita kembangkan,” tegas  kembali, lanjut Sutiyoso menyikapi
          dipikirkan  hanya  dirinya  dan  Sutiyoso.                         ketidakadilan di bidang pengelolaan
          kelompoknya (partai). “Jadi, mindset                               sumber  daya  alam  nasional.
          inilah yang harus dirubah. Berpolitik   Sila keempat, pemilihan kepala  Menurut Sutiyoso, dalam kontrak
          bukan seperti itu. Berpolitik itu mulia.  daerah mestinya bisa dipilih kembali  pengelolaan SDA selalu ada klausul
          Kita duduk dipilih oleh masyarakat.  oleh  DPRD.  Itulah  demokrasi  yang  menyatakan,  bila  salah
          Setelah duduk itu, konstituen yang  Pancasila.  Memilih  pemimpin  satu  pihak  dirugikan,  maka  bisa
          harus dipikirkan,” kilah Sutiyoso.   sebaiknya tidak lewat poting. “Poting  dinegosiasikan lagi. “Kenapa kita
                                           bukan ditabukan. Poting adalah jalan  tidak mau negosiasi lagi? Ini kan
           Pada  usia  15  tahun  reformasi,  terakhir, karena musyawarah adalah  permainan intelijen.”
          lanjut mantan Pangdam Jaya ini,  jalan kita.” Sila kelima, di sini yang
          kepercayaan kepada Parpol sudah  kita sorot adalah keadilan ekonomi   Sutiyoso  lalu  memberi  contoh
          di titik nadir. “Ini sangat merugikan  dan akses kesehatan bagi warga.  ketika dirinya memimpin Jakarta.
          demokrasi.  Pemilu  belum  bisa  Yang kaya bisa berobat ke Singapura  Ada  2  perusahaan  asing  yang
          dikatakan  berhasil.  Dikatakan  dan Australia. Yang miskin berobat  mengelola  air  bersih  di  Jakarta.
          berhasil, bila partisipasi masyarakat  ke puskesmas saja masih susah.   MoU­nya  sudah  ditandatangani
          sangat  besar.”  Inilah  fakta  yang                               sejak zaman Gubernur Suryadi yang
          terjadi terakhir di bidang politik.   Menurut Sutiyoso, Pancasila belum  digantikannya.  Di  wilayah  barat
                                           dijalankan  dengan  baik.  Pasca­  Jakarta,  pengelolaan  air  bersih
           Ideologi                        reformasi kita justru meninggalkan  diserahkan  ke  perusahaan  milik
                                           Pancasila. Itu semua lantaran kita  Inggris. Sedangkan di timur dikelola
           Di  bidang  ideologi,  papar  alergi dengan P4. P4 itu, wahana  Prancis. Sutiyoso lalu ingin melihat

          Sutiyoso,  bangsa  ini  juga  nyaris  untuk menyosialisasikan Pancasila.  kontraknya  kembali,  apakah  ada
          kehilangan arah. Di era reformasi  “Kalau tidak setuju dengan P4, mari  yang merugikan.
          ini kita perlu kembali merefleksikan  kita ganti metodenya,” kilahnya.
          Pancasila sebagai way of life. Lima  Akibat meninggalkan ideologi itu,   “Ternyata ada 10 poin yang tidak
          sila tidak bisa dipisah­pisahkan. Sila  kehidupan masyarakat mengarah  fair.  Saya  datang  ke  London,  ke
          pertama, toleransi terhadap agama  ke kehidupan yang materialistis. Itu  markas  perusahaan  air  itu.  Saya
          itu  harus  dijunjung  tinggi.  Yang  kehidupan di negara liberal. Dan  berangkat dari Jakarta dengan tim.
          terjadi sekarang malah tidak ada.  bukan itu yang kita kembangkan.   Saya katakan, ini Anda mengakali
          Sila kedua, pelanggaran HAM masih                                  saya. Saya minta rubah. Kenaikan
          kerap terjadi. Termasuk pelanggaran   Ekonomi                      tarif air yang per kwartal itu, tidak
          HAM terhadap para buruh.                                           saya naikkan. Jadi, saya meyakini
                                             Pengelolaan sumber daya alam  kontrak  Freeport  itu  juga  tetap
           Masuk  dalam  konteks  ini,  (SDA) kita harus dikembalikan ke  bisa dikoreksi. Persoalanya karena
          kebijakan  outsourcing  yang  UUD Pasal 33. Bumi dan kekayaan  tidak  ada  political  will  saja,”
          harusnya  sudah  tak  ada  lagi  di  yang  ada  di  dalamnya  dikuasai  ungkap  Sutiyoso,  tegas.  Intinya,
          dunia ketenagakerjaan. Itu tidak  negara  untuk  sebesar­besarnya  kebijakan pokok ekonomi itu harus
          manusiawi. Kebijakan perusahaan­  kesejahteraan  rakyat.  “Apakah  menguntungkan masyarakat. (mh)


          28 PARLEMENTARIA  EDISI 103 TH. XLIII, 2013
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33