Page 64 - MAJALAH 182
P. 64
D APIL
Edukasi Masyarakat serta komitmen organisasi yang
dipimpinnya untuk mencegah
Blitar Perangi Stunting stunting.
Bahkan, masalah pencegahan
stunting pun sudah masuk
dalam rekomendasi Munas Alim
Ulama PBNU tahun 2018. Artinya,
Anggota Komisi IX DPR anak balita akibat kekurangan gizi Nahdlatul Ulama menaruh
kronis masih cukup tinggi. Karena
perhatian besar dan serius
RI Anggia Erma Rini itu, penurunan angka stunting terhadap masa depan anak-anak
mengedukasi ibu hamil perlu terus digalakkan ke seluruh Indonesia. “Para ibu di Blitar
dan ibu menyusui untuk masyarakat. harus semangat, telaten, dan sabar
“Asupan gizi seimbang, cara
memerangi stunting, guna memasak yang benar, pola asuh dalam memberikan perhatian
optimal kepada anak-anaknya.
mewujudkan pembangunan yang baik, penggunaan sanitasi, Menjaga pola makan yang sehat
sumber daya manusia dan semua pola hidup sehat sangat serta melakukan cek kesehatan
Indonesia yang berkualitas. berpengaruh terhadap pencegahan secara rutin, sangat penting bagi
stunting,” kata Anggia. tumbuh-kembang anak-anak kita
di masa depan,” tuturnya.
Politisi F-PKB ini juga meminta
agar dinas-dinas di tiap daerah
selalu intensif menggalakkan
gerakan masyarakat hidup sehat.
“Data Riskesdas 2018 mencatat
angka stunting di Indonesia
sebesar 30 persen. Artinya, masih
sekitar 9,1 juta anak Indonesia
yang masih terkena stunting,
atau tiga dari 10 anak mengalami
stunting. Ini perlu perhatian
bersama,” kata Anggia.
Stunting merupakan kondisi
gagal pertumbuhan pada anak
(pertumbuhan tubuh dan otak)
akibat kekurangan gizi dalam
Anggota Komisi IX DPR RI Anggia Erma Rini saat memberikan edukasi stunting pada para ibu hami dan ibu menyusui di waktu yang lama. Sehingga,
Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar. Foto: ist/Man
anak lebih pendek atau
perawakan pendek dari anak
Banyak masyarakat kita Sejak sebelum menjadi normal seusianya, dan memiliki
yang belum paham betul Anggota DPR RI periode 2019- keterlambatan dalam berpikir.
apa itu stunting, padahal 2024, Anggia yang juga Ketum Umumnya disebabkan asupan
ini sangat berpengaruh Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul makan yang tidak sesuai dengan
“pada keberlanjutan kualitas Ulama (PP Fatayat NU) ini sudah kebutuhan gizi.
sumber daya manusia Indonesia lama melakukan kerja-kerja “Status gizi ibu, tidak cukup
yang unggul, cerdas, dan mampu kemasyarakatan dalam rangka protein dalam proporsi total
bersaing dengan bangsa- pencegahan stunting. asupan kalori, pola pemberian
bangsa lain,” ujar Anggia saat Di Fatayat misalnya, Anggia makan kepada anak, kebersihan
memberikan edukasi stunting pada telah membentuk Barisan lingkungan, dan faktor-faktor lain
para ibu hami dan ibu menyusui Nasional (Barnas) Fatayat NU benar-benar harus diperhatikan.
di Desa Wonodadi, Kecamatan Cegah Stunting yang tersebar Ini tugas jangka panjang yang
Wonodadi, Kabupaten Blitar. di 34 provinsi. Barnas yang tidak mungkin dilakukan satu
Di Indonesia, persoalan stunting dibentuk pada 2017 ini merupakan pihak saja. Harus bareng-bareng,”
atau kondisi gagal tumbuh pada realisasi dan komitmennya, tutup Anggia. l ann/es
PARLEMENTARIA EDISI 182 TH. 2020
64 64 PARLEMENTARIA EDISI 171 TH. 2019

