Page 77 - MAJALAH 227
P. 77
W I S ATA
Gundukan tanah memperlihatkan penurunan
permukaan benteng. FOTO: IST Penampakan bangunan dari atas. FOTO: IST
Dinding pertahanan yang mengalami abrasi permukaan
tanah. FOTO: AGUNG
Barak para tentara. FOTO: AGUNG
Lorong lalu lintas pasukan di dalam benteng. FOTO: IST Klinik bagi penghuni benteng. FOTO: AGUNG
Dunia II, dimana Jepang sebagai uji nyali di televisi, Benteng Pendem
basis kekuatan regional Asia Pasifik acap kali dikatakan angker dan
menduduki Hindia Belanda pada sering digunakan sebagai lokasi
tahun 1942 hingga 1946. Bala tentara syuting. Namun, apa yang dapat
Nippon itu pun mengambil alih ditemui justru kebalikannya. Benteng Penjara di dalam benteng. FOTO: IST
benteng ini. Sampai akhirnya pada Pendem, dengan tembok-temboknya
masa revolusi nasional Indonesia yang terjal dan tak terkalahkan,
pada tahun 1949, benteng dikuasai seolah benteng jiwa bangsa yang tak
kaum Republik. Sementara antara pernah pudar. Saat matahari terbit menggetarkan. Seperti arsip tua yang
tahun 1952 dan 1965 benteng dan sinarnya memeluk dinding- berisi kisah-kisah masa lalu, setiap
ini digunakan TNI untuk tujuan dinding itu, kita dapat merasakan sudut benteng ini memancarkan aura
pelatihan. getaran sejarah yang mengalir sejarah yang tak tertandingi.
Setelah tahun 1965, Benteng dalam darah. Benteng ini adalah Sebagai peninggalan berharga
Pendem tidak digunakan lagi sebab pilar penjaga yang kuat, seperti dalam sejarah Indonesia, Benteng
rusak dan tertutup pasir. Benteng ini para pahlawan yang dengan gagah Pendem adalah mahkota yang
digali pada tahun 1986, dan setelah berani membela tanah air dari segala melekat erat di kepala bangsa ini,
satu tahun persiapan, benteng ancaman. sebagai saksi atas beragam cerita
ini dibuka untuk wisatawan oleh Melangkah ke dalam Benteng dari rentang sejarah Indonesia
pemerintah daerah Cilacap pada Pendem seperti membuka pintu ke menjadi bangsa. Benteng ini akan
tahun 1987 dan saat ini telah resmi dalam lembaran-lembaran sejarah selalu menjadi pusat perhatian,
menjadi warisan budaya nasional. yang telah usang namun penuh menorehkan kesan mendalam yang
makna. Lorong-lorong berbatu selamanya tertanam dalam hati kita,
Uji Nyali dan ruangan-ruangan bersejarah sebagai sebuah penanda abadi kita
Bagi yang suka menonton acara membawa kita pada perjalanan yang sebagai bangsa yang merdeka.
aha/mh
TH. 2023 EDISI 227 PARLEMENTARIA 77

