Page 10 - Stabilitas Edisi199 Tahun 2023
P. 10
EDITORIAL
Setelah Bursa Karbon
Indonesia Beroperasi
engendalian perubahan iklim serius pada efek perubahan iklim, boleh dibilang
tengah memasuki fase penting di berawal dari Kesepakatan Paris (Paris Agreement),
Indonesia. Setelah bertahun-tahun sebuah traktat internasional tentang mitigasi,
Pmemperkenalkan istilah-istilah adaptasi dan keuangan perubahan iklim pada 2015.
penerapan keseimbangan antara bisnis dan Persetujuan ini mengawal negara-negara untuk
pelestarian lingkungan, harus diakui hasilnya mengurangi emisi karbon dioksida dan gas rumah
masih belum ideal. Kita tentu sempat mendengar kaca lain untuk membatasi pemanasan global. Hal
istilah sustainable development, lalu ada sustainable itu ditegaskan kembali dalam kesepakatan Protocol
finance, green banking, hingga istilah yang sekarang Kyoto pada 1997.
bergaung environment, social, dan governance Nah, Indonesia sudah meratifikasi persetujuan
(ESG). itu dan sudah melangkah lebih lanjut dalam
Harapan membuncah ketika pemerintah mengambil peran dalam pengendalian iklim.
mengoperasikan mekanisme perdagangan karbon Pengoperasian Bursa Karbon, September lalu bisa
yang mewadahi penjual dan pembeli dalam emisi disebut menjadi puncak dari komitmen untuk
gas rumah kaca (ERK). Sebabnya, mulai kini mencapai target menjadikan bumi lebih baik dan
semua upaya korporasi maupun individu dalam menghindari pemanasan global.
berkontribusi dalam pelestarian lingkungan akan Bursa dalam bahasa sederhana sama dengan
dihargai, dihitung secara ekonomis. pasar. Seperti halnya pasar, ia mempertemukan
Jika boleh mundur beberapa tahun, perhatian penjual dan pembeli. Maka apapun yang
10 Edisi 199 / 2023 / Th.XVIII www.stabilitas.id