Page 53 - Stabilitas Edisi 196 Tahun 2023
P. 53
bank-bank besar untuk meningkatkan
pembiayaannya lebih tinggi dari target
dari Otoritas Jasa Keuangan dan Bank
Indonesia. Sebagaimana diketahui kedua
regulator menggariskan penyaluran
pinjaman bank akan berada pada level
10-12 persen pada 2023 ini. “Karena bank-
bank besar punya laba jumbo yang dapat
digunakan untuk ekspansi kredit. Akses
sektor riil ke perbankan harusnya lebih
mudah, tentu dengan tetap prudent,”
tutup Eko.
Stabilitas Terjaga
Komite Stabilitas Sistem Keuangan
(KSSK) pada awal Mei 2023 menyebutkan
Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) di
triwulan I-2023 terus terjaga di tengah
tantangan pasar keuangan global.
Perkembangan positif ini ditopang
koordinasi kebijakan yang ditempuh serta
optimisme terhadap pemulihan ekonomi Ada faktor low-base effect (pada laba
yang kuat seiring membaiknya berbagai
indikator perekonomian dan sistem jumbo bank). Karena bank-bank besar
keuangan domestik. punya laba jumbo yang dapat digunakan
Menteri Keuangan, Sri Mulyani untuk ekspansi kredit. Akses sektor riil ke
Indrawati, Gubernur Bank Indonesia (BI),
Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner perbankan harusnya lebih mudah, tentu
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra dengan tetap prudent.
Siregar, dan Ketua Dewan Komisioner
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),
Purbaya Yudhi Sadewa sebagaimana Eko Listiyanto, Wakil Direktur Indef
disepakati dalam rapat berkala KSSK II di
2023 menyatakan akan terus memperkuat
koordinasi dan kewaspadaan terhadap
perkembangan perekonomian dan
risiko pasar keuangan global ke depan. pertumbuhan. loan (NPL) gross turun ke level 2,49 persen
“Termasuk risiko rambatannya pada Kondisi tersebut mendukung dan NPL net 0,72 persen. Selanjutnya,
perekonomian dan sektor keuangan terjaganya likuiditas perbankan, antara kredit restrukturisasi covid-19 terus
domestik,” kata pernyataan bersama. lain tercermin dari Rasio Alat Likuid/ melanjutkan penurunan menjadi
Sementara itu, KSSK mencatat, Noncore Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/ Rp405,42 triliun dengan jumlah debitur
stabilitas sektor jasa keuangan tetap DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar yang juga terus menurun menjadi 1,83
terjaga dengan kinerja intermediasi 128,87 persen dan 28,91 persen, jauh di juta debitur.
Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang atas threshold 50 persen dan 10 persen. “Mencermati kondisi ketidakpastian
meningkat didukung tingkat permodalan Selain itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) global yang tinggi, OJK terus mewaspadai
serta likuiditas yang memadai. Pada Maret juga memadai, berada pada level 244,28 dampak rambatan kondisi tersebut
2023, pertumbuhan kredit perbankan persen dan melampaui threshold 100 pada sektor jasa keuangan nasional.
mencapai 9,93 persen yoy, terutama persen. Meskipun dampak rambatan ke domestik
ditopang kredit investasi yang tumbuh Dari sisi permodalan, capital adequacy relatif terbatas, langkah antisipatif tetap
11,40 persen yoy. Dana Pihak Ketiga ratio (CAR) tetap solid dan berada pada diperlukan untuk memitigasi dampak
(DPK) tumbuh 7,00 persen yoy, dengan level 24,69 persen. Sementara itu, risiko lebih jauh pada pertumbuhan ekonomi,
giro dan deposito sebagai main driver kredit membaik dengan non performing intermediasi, dan SSK,” kata Mahendra.*
www.stabilitas.id Edisi 196 / 2023 / Th.XVIII 53

