Page 6 - Demo
P. 6
gelombang logitudinal. Aspek frekuensi bunyi menentukan tinggi rendahnyanada, sementara amplitudo berpengaruh pada kuat lemahnya bunyi yangterdengar. Irama yang mengiringi setiap ragam gerak membantu penariuntuk mempertahankan keseimbangan dan ketepatan pola langkah,sehingga terjadi sinkronisasi antara gerak tubuh penari dengan polagelombang bunyi yang dihasilkan. Dengan demikian, keterkaitan antarairama musik dan gerak tari menunjukkan adanya hubungan yang harmonisantara fenomena gelombang, getaran, dan dinamika gerak dalam Tari Guel.Gerakan tubuh penari dalam Tari Guel dapat dipahami melalui konsep torsi,karena setiap gerakan putar pada lengan dan tubuh melibatkan gaya yangbekerja terhadap titik poros tubuh. Torsi muncul ketika penari mengangkatlengan, memutar bahu, atau menggerakkan pergelangan tangan sebagaituas dengan sendi sebagai pusat rotasinya. Besarnya torsi dipengaruhi olehgaya dan panjang lengan sebagai tuas, sehingga penguasaan teknik geraksangat menentukan keluwesan tarian (Mangoensong & Yanuartuti, 2020).Selain itu, keseimbangan tubuh saat melakukan gerakan lenggokan atauputaran sangat bergantung pada distribusi massa dan kontrol pusatgravitasi tubuh. Lin et al. (2019) menunjukkan bahwa stabilitas posturalselama gerakan berputar pada tari memerlukan koordinasi otot inti danpenyesuaian posisi pusat massa agar gerakan tetap stabil. Studi tinjauanoleh Fotaki (2020) juga menegaskan bahwa pemahaman biomekanika,termasuk momen torsi dan keseimbangan, merupakan faktor penting dalammenghasilkan kualitas gerak tari yang halus dan estetis. Dengan demikian,penguasaan konsep torsi serta kemampuan menjaga keseimbangan tubuhmenjadi landasan teknis dalam penyajian Tari Guel, terutama pada bagiangerak yang menyerupai lenggokan gajah yang membutuhkan kontrol tubuhyang halus dan teratur.Konsep gelombang dan bunyi pada Tari Guel tampak jelas melalui iringancanang dan gendang yang menghasilkan getaran udara dalam bentukgelombang longitudinal. Frekuensi bunyi menentukan tinggi rendahnyanada, sedangkan amplitudo memengaruhi kuat lemahnya suara yangterdengar. Penelitian Anggraini et al. (2025) menunjukkan bahwa frekuensidan intensitas bunyi dari instrumen tradisional berperan dalammembentuk karakter irama yang dapat memandu pola gerakan penari.Irama yang berulang menciptakan struktur gelombang yang teratursehingga mempermudah penari dalam mempertahankan ritme. Selanjutnya6

