Page 42 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 42

34    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya



             PTPKU, Pasal 29-40 Perpres No. 71 Tahun 2012. Rincian tahapan kegiatan Konsultasi Publik
             ini adalah sebagai berikut:
                a.  Konsultasi Publik dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan lokasi rencana pem-
                   bangunan  dari  Pihak  yang  Berhak.  Konsultasi  Publik  dilakukan  dengan  melibatkan

                   Pihak yang Berhak dan masyarakat yang terkena dampak dan dilaksanakan di tempat
                   rencana pembangunan untuk kepentingan umum. Konsultasi Publik dilaksanakan oleh
                   Tim Persiapan di kantor kelurahan/desa atau nama lain atau kantor kecamatan tempat
                                                                                                        10
                   rencana  lokasi  pembangunan,  atau  tempat  yang  disepakati  oleh  Tim  Persiapan
                   dengan Pihak yang Berhak. Undangan disampaikan langsung kepada Pihak Yang Ber-
                   hak  dan  Masyarakat  Terkena  Dampak  atau  melalui  perangkat  kelurahan/desa  atau
                   nama  lain  dalam  waktu  paling  lambat  3  hari  kerja  sebelum  pelaksanaan  Konsultasi

                   Publik.  Hasil  Kesepakatan  dituangkan  dalam  Berita  Acara  Kesepakatan.  Atas  dasar
                   kesepakatan, Instansi yang memerlukan tanah mengajukan penetapan lokasi kepada
                   Gubernur.  Gubernur  menetapkan  lokasi  dalam  waktu  paling  lama  14  hari  kerja
                   terhitung sejak diterimanya pengajuan permohonan oleh Instansi yang memerlukan

                   tanah (Pasal 19 ayat (4)-(6) UU PTPKU ).
                b. Konsultasi Publik dilaksanakan dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kerja.
                   Apabila  sampai  dengan  60  (enam  puluh)  hari  kerja  terdapat  pihak  yang  keberatan

                   mengenai rencana lokasi pembangunan, dilaksanakan Konsultasi Publik Ulang dengan
                   pihak yang keberatan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja (Pasal 20 ayat (1) dan (2)
                   UU PTPKU dan Pasal 29 ayat (4) dan Pasal 34 ayaat (2) Perpres No. 71 Tahun 2012.
                c.  Apabila dalam Konsultasi Publik Ulang masih terdapat pihak yang keberatan, maka

                   Pihak  Yang  Keberatan  mengajukan  keberatan  secara  tertulis,  disertai  alasan  kebe-
                   ratannya, kepada instansi yang memerlukan tanah. Lalu, instansi yang memerlukan
                   tanah melaporkan keberatan itu kepada Gubernur. Kemudian, Gubernur membentuk
                       11
                   tim  untuk  melakukan  kajian  atas  keberatan  tersebut.  Tim  tersebut  bertugas:  (i)
                   menginventarisasi masalah yang menjadi alasan keberatan; (ii) melakukan pertemuan
                   atau klarifikasi dengan pihak yang keberatan; dan (iii) membuat rekomendasi diterima
                   atau  ditolaknya  keberatan.  Hasil  kajian  tim  berupa  rekomendasi  diterima  atau




                10  Pasal 32 Perpres 71 Tahun 2012 menyatakan hal-hal yang dijelaskan Tim Persiapan dalam Konsultasi
             Publik  meliputi:  (a)  maksud  dan  tujuan  rencana  pembangunan;  (b)  tahapan  dan  waktu  proses
             penyelenggaraan Pengadaan Tanah; (c) peran Penilai dalam menentukan nilai Ganti Kerugian; (d) insentif
             yang  diberikan  kepada  pemegang  hak;  (e)  Obyek  yang  dinilai  dalam  Ganti  Kerugian;  (f)  bentuk  Ganti
             Kerugian; (g) hak dan kewajiban Pihak yang Berhak.
                11  (Pasal 21 ayat (3) UU PTPKU menyatakan bahwa Tim yang mengkaji keberatan itu terdiri atas atas:
                  a.  Sekretaris Daerah Provinsi atau pejabat yang ditunjuk sebagai Ketua merangkap anggota;
                  b.  Kepala Kantor Wilayah BPN sebagai Sekretaris merangkap anggota;
                  c.  Instansi yang menangani urusan di bidang perencanaan pembangunan daerah sebagai anggota;
                  d.  Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai anggota;
                  e.  Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk sebagai anggota; dan
                  f.  Akademisi sebagai anggota.
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47