Page 111 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
P. 111
Berdasarkan peta dan tabel di atas, sebagian besar padukuhan
pada Kalurahan Banjararum telah sesuai antara arahan pengembangan
dengan eksisting penggunaan tanah, hanya terdapat satu dusun yang
dapat dikembangkan lebih lanjut untuk menjadi Kawasan Pemukiman
Padat Perkotaan dan Kawasan Industri Menengah yaitu Padukuhan
Kagongan. Terdapat juga beberapa padukuhan yang perlu dilakukan
tinjauan ulang terhadap eksisting penggunaan tanah apakah sudah
teralokasi dengan baik kawasan resapan air atau kawasan hijau pada
padukuhan tersebut, diantaranya adalah Padukuhan Ngentak dan
Semaken (I, II, III). Adapun telaah setiap bagian dari tiga wilayah
padukuhan tersebut sebagai berikut:
a. Padukuhan Kagongan
Padukuhan ini didominasi oleh kemampuan lahan dengan
Kelas D (Zona IV) sebesar 90.48%, menunjukkan potensi besar
untuk pengembangan menjadi kawasan terbangun, dengan rasio
tanah terbangun dan tidak 90% : 10%, dengan ketentuan tanah
terbangun bisa di atas 4 lantai (Kawasan perumahan dengan
kepadatan tinggi), dapat juga digunakan sebagai kawasan
industri menengah, pertanian lahan basah dan kawasan wisata
sesuai potensi kalurahan. Wilayah ini memiliki infrastruktur
dan kapasitas yang memadai untuk mendukung urbanisasi
lebih lanjut. Selain itu, potensi untuk pengembangan kawasan
industri menengah menambahkan nilai ekonomi signifikan bagi
daerah tersebut, memungkinkan terciptanya lapangan kerja dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
b. Padukuhan Ngentak
Wilayah Ngentak didominasi oleh Kelas D (Zona IV) sebesar
43.71% namun juga Kelas B (Zona II) sebesar 23.60%.
Pengembangan wilayah permukiman hanya dapat dilakukan
pada wilayah dengan kemampuan lahan sedang (kelas C),
dengan syarat rasio tanah terbangun dan tidak sebesar 1 : 1, dan
ketentuan bangunan di bawah 4 lantai (Kawasan perumahan
96 Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
untuk Mewujudkan Suistainable Development Goals