Page 250 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 250

Masalah Agraria di Indonesia

                (16) dari perjanjian kontrak lori atau gerobak, besar kecilnya
                    tidak ditentukan;
                (17)dari penjualan atau penebangan pohon ƒ 0,10 sampai ƒ
                    0,50;
                (18) dari penjualan perahu kadang-kadang 1 sampai 5 %, ke-
                    banyakan ƒ 0,25 sampai ƒ 2,50;
                (19) dari penyewaan tanah menerima ¼ sampai ½ persen
                    dari uang sewa atau ƒ 0,25 sampai ƒ 2,50;
                (20)dari pinjaman yang didapat dari Bank Rakyat menerima
                    1 sampai 2 ½% atau f 0,25 sampai f2,50. Adakalanya di-
                    jelaskan dalam perjanjian desa waktu pemilihan Lurah,
                    bahwa dari peminjaman itu tidak diwajibkan apa-apa. Dari
                    peminjaman lainnya yang diketahui umum menerima
                    juga f 0,25 sampai f 1;
                (21) dari orang yang akan masuk serdadu atau akan menjadi
                    matrus menerima f 0,10 sampai f 5;
                (22)dari pengembalian ternak dari lain desa menerima f 0,25
                    sampai f 0,50;
                (23)dari orang yang mendirikan pembakaran batu merah
                    menerima  f 0,10 sampai  f 1, —, terkadang dihitung
                    menurut banyaknya hasil batu merah;
                (24)dari orang yang mendirikan rumah menerima f 0,10
                    sampai f 5;
                (25)dari pemeliharaan itik di sawah-sawah desa menerima f
                    0,25 sampai f 1;
                (26)dari penerimaan postwessel atau surat tercatat yang me-
                    merlukan tanda tangan pengesahan, menerima f 0,05
                    sampai f 5;
                (27)dari orang yang naik haji, menerima f 0,25 sampai f 5;
                (28)dari panen padi menerima 1 sampai 2 gédéng, terkadang

                                                                  229
   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255