Page 46 - Kolase Agraria dan Etnografi Pendidikan Merdeka
P. 46

Kampung Kubang Bodas:   33
                                       (Menengok Eksotisnya Surga Cianjur Selatan)

            gula aren atau gula pasir yang diperjualbelikan ke kalangan umum
            melalui  pasar  tradisional  dan  mampu  mendorong perekonomian
            warga setempat. Selain itu pengolahan lahan pertanian yang masih
            menggunakan metode tradisional dinilai mampu menjaga kesuburan
            tanah dan menghasilkan produk pertanian dengan kualitas tinggi.

                Warga Kampung  Kubang Bodas masih melaksanakan budaya
            dengan menghitung hari, bulan, dan iklim tanam. Penanaman ketan
            harus paling bawah pada lahan sawah yang berbentuk terasering.
            Masyarakat  yang  melanggar aturan  tersebut akan  mendapatkan
            peringatan dari lembaga adat dan juga mendapatkan balasan yang
            buruk karena telah melanggar pamali. Hasil panen padi  nantinya
            akan  disimpan  di  lumbung  padi  milik  masing-masing warga  dan
            tidak dijual. Alasannya dikarenakan, menurut kepercayaan mereka
            padi atau  beras  merupakan  harga diri  mereka  yang  ditanam dari
            bibit sampai panen. Sumber pemasukan mereka hanya berasal dari
            penjualan  hasil  sayur, cabai, dagang,  ternak,  maupun  pekerjaan
            serabutan lainnya seperti penjahit dan tukang ojek. Selain hasil padi,
            potensi lain yang dapat dikembangkan yaitu kegiatan pengolahan
            limbah padi yang dibuat menjadi sekam padi.
                Produksi gula aren  yang  masih diproduksi  pada  skala  rumah
            tangga menjadi  penghambat bagi  permintaan  gula  aren khas
            Kampung  Adat  Miduana  kedepannya.  Berdasarkan  pernyataan
            warga,  mereka  mampu  memanen cabai 15-30  kali dalam setahun.
            Angka  produksi  yang  sangat  tinggi ini  menyebabkan masyarakat
            enggan keluar  dari  kampung  halamannya. Mereka lebih memilih
            menggarap lahan milik  orangtuanya.  Banyak  pemuda  yang lebih
            memilih  pulang ke kampung  halaman  setelah merantau  untuk
            meneruskan  tanah garapan dari orang  tuanya,  meskipun  tanah
            tersebut belum  diwariskan kepada mereka.  Meskipun  demikian,
            capaian penerima manfaat pada Program Yess masih didominasi laki-
            laki, namun peran perempuan tetap andil dalam proses pengolahan
            lahan pertanian dalam membantu suami atau orang tua.
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51