Page 45 - Kolase Agraria
P. 45
30 Kolase Agraria
dan Etnografi ‘Pendidikan Merdeka’
Asal-Usul Miduana
Sebelum jauh membahas Kampung Kubang Bodas, alangkah
baiknya membahas asal usul penamaan Miduana. Berdasarkan
informasi langsung dari Dewan Adat yakni Bapak Rustiman,
bahwasanya kata “miduana” berasal dari dua kata yaitu “nom-
noman” yang berarti (anak muda). Konon katanya ada dua anak
muda yang menelusuri dua sungai yang mengelilingi kampung
adat, yakni Sungai Cipandak Hilir dan Sungai Cipandak Girang
untuk membersihkan diri. Mereka saling bertemu di tempat itu dan
kini dikenal sebagai Kampung Adat Miduana. Namun berdasarkan
sumber lain, Kampung Adat Miduana didirikan oleh dua tokoh
kembar yakni Eyang Jagat Nata dan Eyang Jagat Niti yang keduanya
merupakan keturunan dari Kerajaan Padjajaran. Saat itu, mereka
ingin membuka permukiman baru. Pengambilan nama Miduana
pun sama yakni berdasarkan pertemuan dua sungai yang menyatu di
Kampung Adat Miduana.
Kampung Adat Miduana berdiri tahun 1987. Saat itu terdapat
beberapa surveyor yang mengkategorikan sebagai kampung adat.
Sejarahnya, Kampung Adat Miduana telah berdiri sedari lama sejak
ratusan tahun yang lalu. Bukti sejarah lain adanya kampung ini yakni
terdapat Arca Cempa Larang Kabuyutan yang terletak di Kampung
Pojok. Cerita dan informasi dari dewan adat, arca tersebut mampu
mengabulkan permintaan bagi orang yang bisa mengangkat ketujuh
batu besar dengan menggunakan satu tangan saja. Meskipun
demikian batu besar yang ada disekitar arca saat ini hanya tersisa
lima batu saja. Arca ini telah ada sebelum Kampung Adat Miduana
berdiri. Diperkirakan sudah ada sejak berdirinya Kerajaan Galuh.
Notabennya Kerajaan Galuh lebih tua dibandingkan Kerajaan
Padjajaran, serta jarak Kerajaan Galuh dengan Kampung Adat
Miduana lebih dekat dibandingkan dengan Kerajaan Padjajaran.