Page 40 - Kolase Agraria
P. 40

Jejak Sejarah di Miduana:  25
                                           (Arca Cempa Larang dan Batu Rompe)

            patung atau arca tersebut supaya tidak diganggu oleh siapapun, baik
            patung maupun lahan di sekitarnya. Namun, diketahui arca Cempa
            Larang memiliki kisah sejarah sebagai pengganti perjalanan “uang
            ajir” menuju ke Cirebon yang jauh. Dewan adat menyebutkan bahwa
            “uang ajir” tersebut dibawa oleh masyarakat adat sekitar untuk arca
            yang kemudian ditujukan membeli kemenyan di Cirebon.
                Beberapa penelitian telah dilakukan pada arca ini tanpa hasil
            yang  diketahui  secara  pasti.  Menurut  pitutur  masyarakat yang
            diteruskan turun-temurun, arca Cempa Larang telah ada sebelum
            kedua tokoh pendiri Miduana datang, dengan fungsi sebagai media
            pemujaan  seperti  arca pada umumnya. Arca  tersebut  berbentuk
            rupa manusia yang mendekap dengan posisi menghadap terbitnya
            matahari. Di sebelahnya, terdapat lima buah bola berbentuk bulat
            hampir  sempurna  yang berbeda  ukuran. “Siapapun  yang bisa
            mengangkat batu bulat  di  sini, keinginan  atau  cita-citanya bisa
            tercapai,” mitos  tersebut  dipercaya masyarakat Miduana mengalir
            hingga kini. Namun, masyarakat tetap berpegang pada kepercayaan
            terhadap  Tuhan  Yang Maha Esa  di  samping melestarikan  unsur
            budaya tersebut.
                Berdasarkan sejarah yang beredar, dulunya arca tersebut memiliki
            tujuh buah batu, namun sekelompok perusuh yang dikenal senang
            mengambil bahan makanan itu telah merusak dan membuang batu-
            batu arca. Kelompok  tersebut beranggapan bahwa pemujaan arca
            di kampung tersebut menjadi alasan bagi warga sekitar yang tidak
            pernah mendapat  harta  benda  sehingga  pemenangkon  atau  batu-
            batu arca dibuangnya. Kemudian juru kunci berhasil menemukan
            kelima batu  yang  tersisa  sehingga masih  terjajar  rapi. Keretakan
            pada arca  juga disebut  sebagai  korban  perusakan oleh  kelompok
            perusuh. Arca yang diketahui awalnya berjumlah empat buah juga
            hanya bersisa satu seperti yang dapat ditemui sekarang.

                Di  sisi  lain,  terdapat  situs Batu  rompe  yang  diketahui baru
            dibuka untuk umum pada  tahun  2020,  walaupun  kenyataannya
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45