Page 62 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 62
“Petak Palaku”:
Bercermin Pada Tanah Untuk Perempuan Dayak
Ngaju
Sugeng Hariyanto
Suara Penyeru Hak Perempuan
“Habis gelap terbitlah terang” ujar Kartini dalam
menyuarakan emansipasi wanita sehingga kesetaraan gender antara
laki-laki dan perempuan dapat terwujud. Namun sekarang banyak
kartini yang hanya berdiam diri dirumah seakan perlahan kembali
bergeser menuju tradisi lama, dimana para perempuan tempatnya
adalah di dapur, sumur dan kasur. Hidupnya kembali kepersepsi
lama berdampak pada tidak berkembangnya perempuan, dimana
perempuan akan terus bergantung pada laki-laki. Perempuan
akan tetap miskin dan memperoleh perlakuan yang berbeda serta
perempuan harus tetap hidup dalam kondisi yang dipandang lemah
dan tak berdaya yang kemudian berakibat terjadinya kekerasan
terhadap perempuan.
Pada kenyataannya Hukum Internasional telah mengatur
tentang hak asasi manusia mengenai perlindungan terhadap hak
laki-laki dan perempuan. Hukum internasional juga mengakui
bahwa hak kekayaan dan hak kepemilikan merupakan hak asasi
manusia. Di dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang
tertuang dalam pasal 17 menyatakan bahwa Setiap orang berhak
untuk memiliki properti sendiri maupun bersama orang lain.
Tidak seorangpun dapat secara sewenang-wenang kehilangan
kepemilikannya.
Selain daripada itu di dalam Peraturan Internasional tentang
Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan
pada pasal 13-16 juga melindungi hak-hak yang dimiliki perempuan
yang merupakan bagian dari hak asasi manusia. Tidak berbeda halnya
42