Page 7 - Prosiding Agraria
P. 7

vi      STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    Melanjutkan Penyelesaian Persoalan Agraria untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat

            tahun 2023. Akan tetapi, seberapa efektif upaya tersebut jika ukurannya adalah menargetkan
            kebijakan di tahun 2024? Tampaknya cukup sulit mendorong pemerintah daerah mengambil
            peran penting dalam isu RA karena hampir semua bupati/walikota yang menjabat saat ini

            adalah pejabat sementara, bukan pejabat elected, sehingga tidak jarang yang merasa ragu
            untuk mengambil peran utama di dalam isu RA.

                 Berangkat dari realitas tersebut, perpres ini tidak harus dibaca sebagai upaya terakhir
            pemerintahan Joko Widodo dalam menyelesaikan persoalan RA, namun harus dilihat sebagai
            upaya  berkesinambungan untuk  membangun  Indonesia dengan pendekatan penyelesaian

            berbagai persoalan agraria. Langkah ini harus ditempuh karena isu agraria khususnya RA
            menyangkut banyak subjek masyarakat lemah dan miskin, sehingga cara membangunnya juga
            harus ditempatkan sebagai bagian dari upaya membangun salah satu dari berbagai persoalan
            agraria Indonesia dari daerah atau pinggiran. Dengan demikian, kata percepatan di dalam
            judul perpres harus dimaknai sebagai langkah efektif dan taktis dalam menempatkan berbagai

            isu agraria pada pemerintahan ke depan, agar kelanjutan dari pembangunan tidak berjalan
            di tempat. Cara baca ini dibutuhkan untuk melihat bagaimana persoalan agraria ke depan
            bisa diselesaikan dengan cara yang tepat dan selalu berada pada jalur yang tepat pula. Karena

            RA dalam perkembangan zaman khususnya RA ke depan tidak lagi mengandalkan distribusi
            tanah kepada masyarakat secara fisik, sebab cepat atau lambat tanah akan berkurang bahkan
            habis, tetapi dibutuhkan terobosan dan inovasi bagaimana isu RA lebih pada peningkatan
            kesejahteraan masyarakat, tidak lagi distribusi tanah/asset semata.

                 Berangkat dari argumen  tersebut,  Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional  telah berhasil

            menyelenggarakan Seminar Nasional terkait isu Reforma Agraria dengan mengajak berbagai
            pihak (akademisi, peneliti, praktisi, dan para pelaku di lapangan) untuk terlibat aktif dan
            menggali, menemukenali, mendiskusikan, mendesiminasikan,  dan memperbincangkan
            secara akrab berbagai persoalan terkait isu RA di lapangan. Seminar mengangkat tema “Strategi
            Percepatan Implementasi  Reforma  Agraria:  Melanjutkan Penyelesaian Persoalan  Agraria

            untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat”.  Tema  utama  tersebut  dijadikan  sebagai
            pijakan untuk membaca dan menghadirkan berbagai isu persoalan RA yang dilempar kepada
            publik untuk dijadikan tema disuksi secara intens. Turunan tema tersebut di antaranya terkait

            subjek-objek RA,  praktik kebijakan RA  di  Daerah/Lapangan,  persoalan konflik  agrarian,
            masyarakat adat dan kebijakan RA, dan akses RA untuk kesejahteraan masyarakat. Isu-isu
            tersebut  kemudian dibahas  secara  intens dalam diskusi-diskusi di  ruang-ruang  seminar
            yang terbagi dalam 6 ruangan, dan menghadirkan lebih dari 50 paper,  namun kemudian
            hanya sebgaian yang berhasil dipublikasikan dalam prosiding ini. Prosiding menmapilkna

            3 isu utama, pertama persoalan Reforma Agraria dan Kelembagaan Agraria, kedua terkait
            isu Akses Reforma Agraria, dna ketiga menghadirkan isu Konflik Agraria, Masyarakat Adat,
            dan Perubahan Pemanfaatan Lahan. Tiga isu tersebut telah berhasil mempublikasikan 23

            artikel yang layk untuk ditampilkan dalam prosiding ini. 23 artikel dalam paper ini mewakili
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12