Page 152 - Konsolidasi Tanah, Tata Ruang dan Ketahanan Nasional
P. 152

138   Oloan Sitorus

                tanpa alasan yang rasional; (4) kewajiban hukum untuk
                menindaklanjuti pelaksanaan KT dengan pembangunan
                fisik prasarana jalan dan fasiitas umum lainnya. Berbagai
                kelemahan  aspek  hukum  itu  diselesaikan  dengan
                pembuatan aturan hukum pada tingkat UU (legislasi) dan
                di  bawah UU  (regulasi)  secara komprehensif, holistik,
                dan terintegrasi. Kebutuhan aturan hukum pada tingkat
                UU dapat diselesaikan dengan mengatur KT pada RUU
                Pertanahan yang sekarang sedang dalam proses legislasi

                di DPR RI. Di dalam RUU Pertanahan itu diperintahkan
                pengaturan KT  secara lengkap  dengan PP  tentang
                Konsolidasi  Tanah,  yang  mengatur sejak  perencanaan,
                pelaksanaan,  dan  pengawasan,  serta  tindak  lanjut
                pelaksanaan. Akan lebih efektif, apabila khusus mengenai
                tindak lanjut kewajiban untuk melakukan pembangunan
                prasarana jalan dan pembangunan fasilitas umum lainnya

                dilakukan  dalam suatu  Perpres  tentang Tindak  Lanjut
                Pelaksanaan  KT.  Selanjutnya, untuk pedoman  teknis
                secara nasional diatur dengan Peraturan Menteri Agraria
                dan Tata Ruang/Kepala BPN dan  pedoman  teknis yang
                mengakomodasi  lokalitas daerah diatur dalam  suatu
                Perda Kabupaten atau Kota.


            2.  KT sebagai kebijakan pertanahan mutlak membutuhkan
                peranserta masyarakat  dalam bentuk STUP. Rendahnya

                STUP  dalam  pelaksanaan KT  selama ini menyebabkan
                tidak memungkinkan  untuk  diproyeksikan bagi  Tanah
                Pengganti Biaya Pelaksanaan (TPBP) atau Cost Equivalent
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157