Page 364 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 364
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
untuk menduduki posisi utama yang selama ini diduduki
AS (Peleaz dan Schmidt 2004). Pada tahun 2006, Brasil
adalah pembudidaya ketiga terbesar tanaman RG di dunia,
sekarang disana sedang membudidayakan 11.500.000
hektar tanaman RG. Angka ini menjelaskan mengapa ‘di
Brasil, kebijakan politik pertanian selalu di utamakan’
(Paarlberg, 2001, 68). Sementara itu Argentina, dengan 18
juta hektar lahan budidaya RG, kini menjadi produsen
terbesar dan eksportir tanaman RG kedua di dunia, kira –
kira sebesar 23 persen dari produksi global (James 2006).
Bagaimanapun juga yang menarik tentang posisi
Brasil, adalah bahwa hal itu berlanjut menjadi sumber
utama untuk pembuatan tepung kedelai non-biotek. Ini
menjelaskan mengapa Brasil telah menjadi sebuah situs
yang signifikan dalam politik perebutan bioteknologi dan
cakupan sosial yang lebih luas, atau menempatkan diri
sebagaimana Paarlberg katakan ‘yang penting perluasan
tanah ‘selama’ dan ‘dalam’ pertentangan global dengan
tanaman RG ‘(2001, 67). Perusahaan bioteknologi Brasil
mengatakan: “kami sangat berharap bahwa domino
terakhir akan jatuh ‘. Untuk inilah alasan penentangan
159
yang dilakukan oleh kelompok lingkungan hidup dan
kelompok-kelompok pedesaan terhadap pengembangan
RG, yang menurut juru bicara perusahaan itu juga, “telah
membuat sebuah situasi yang tak mengenakkan di Brasil”.
Mereka tahu kalau itu terjadi, semua akan hilang ‘. Kita
akan lihat bagaimana sebenarnya situasi saat ini digam-
barkan secara akurat. Hal ini juga menjelaskan dengan baik
mengapa perusahaan seperti Monsanto yang mewakili
skala besar melakukan penanaman tanaman RG secara il-
legal sebagai bukti permintaan petani untuk produk mereka
159 Bob Callanan, juru bicara untuk asosiasi Kedelai Amerika, dikutip
dalam Peleaz dan Schmidt (2004, 237).
350

