Page 14 - Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin
P. 14

mengenalkan model panduan pengumpulan ‘Profil Desa’ dan
             ‘Kegiatan Ekonomi Pedesaan Non Pertanian’ sebagai contoh instrumen
             pengumpulan data dalam penelitian agraria.
                   Dalam konteks studi agraria, ranah atau rumpun ilmu yang
             dalam penelitian ini menjadi bagian penting untuk diidentifikasi
             metode dan tools-nya adalah studi-studi agraria berlatarbelakang hard
             science (teknis dan spasial) serta soft science (hukum, administrasi
             dan sosial). Dalam konteks keilmuan lintas disiplin ini, sebagaimana
             disebutkan oleh Kaplan (2002:174), lazim dinyatakan bahwa batas

             antardisiplin akademis bersifat semu (artifisial) dan juga sangat tiris
             (permeable). Batas-batas itu antara lain dimunculkan oleh kebetulan
             historis yang dilestarikan. Yang membedakan antara satu disiplin
             dengan disiplin lain bukanlah perbedaan peristiwa atau kejadian
             yang ditelaahnya, karena banyak kejadian atau ihwal yang dibahas
             berbagai disiplin dan disiplin lain secara konseptualisasi masing-
             masing mengenai kejadian atau ihwal yang sama itu atau dengan kata
             lain karena disiplin itu masing-masing mengajukan pertanyaan yang
             berbeda maka masing-masing memusatkan perhatian pada segi yang
             berlainan pula dari kejadian dan ihwal amatannya. Seorang ahli dari
             disiplin yang berbeda yang mengamati kejadian yang sama, mungkin
             mengkonseptualisasikan dan menjelaskannya dengan cara-cara yang
             sangat berbeda. Masing-masing dari peneliti itu, dalam arti harafiah
             akan menderivasikan fenomena yang berbeda-beda dari suatu kejadian
             sama. Dalam hal inilah sebenarnya otonomi suatu disiplin tidaklah
             bergantung pada suatu gumpal realitas tertentu yang ditanganinya
             sebagai masalah khusus untuk satu disiplin saja. Otonomi suatu
             disiplin ilmu muncul manakala disiplin itu mempunyai seperangkat

             masalah dan pertanyaan yang merupakan minatnya yang khas.
                   Berkaitan dengan birokratisasi ilmu (sosial) yang menjadi
             problem utama dalam sejarah keilmuan di Indonesia yang pada
             akhirnya juga tidak lepas dari menguatnya parokialisme ilmu dan
             semakin kokohnya batas-batas keilmuan satu dengan yang lain,
             tidak bisa dipungkiri bahwa diperlukan satu cara pandang yang lebih




                                                              Pendahuluan    3
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19