Page 37 - Islam dan Agraria: Telaah Normatif dan Historis Perjuangan Islam dalam Merombak Ketidakadilan Agraria
P. 37
Ternyata kekhawatiran Umar bin Khattab ra terjadi. Saat wilayah
taklukan Islam bertambah luas, mulai muncul perdebatan di antara
sahabat untuk membagi-bagi wilayah taklukkan tersebut. Sebagian kaum
muslimin menghendaki agar tanah daerah yang ditaklukkan dibagikan di
antara mujahidin, namun Umar bin Khattab ra menolak melaksanakan
itu. Di antara hujjahnya adalah perkataannya, “Tidak! Ini adalah modal
dasar, tapi aku akan menahannya untuk keperluan mereka dan kaum
muslimin.” 29
Penolakan Umar bin Khattab ra terhadap pembagian tersebut
didasari keinginan keras untuk tegaknya keadilan distribusi, dan
menjamin hak-hak kaum muslimin di bumi itu pada masa itu dan
masa mendatang. Dalam hal ini Umar bin Khattab ra mengatakan,
“Demi Dzat yang diriku dalam genggamannya! Kalau bukan karena aku
khawatir meninggalkan manusia yang datang belakangan miskin dan
tidak memiliki sesuatu, maka tidaklah ditaklukkan pada masaku suatu
daerah melainkan aku akan membaginya sebagaimana Nabi Muhammad
30
saw membagi Khaibar. Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa ketika
Umar bin Khattab ra ingin membagi tanah yang ditaklukkan, Muadz ra
berkata kepadanya, “Jika kamu membaginya, maka penghasilan besar di
tangan kaum, kemudian mereka menghabiskan, lalu hal tersebut menjadi
milik laki-laki dan perempuan, kemudian datang setelah mereka kaum
yang memenuhi Islam dan mereka tidak mendapatkan sesuatu pun;
maka perhatikanlah perkara yang mencukupi generasi pertama mereka
dan generasi akhir mereka.”
Salah satu contoh yaitu ketika kaum muslimin berselisih dalam
pembagian tanah di Irak dan Syam. Kaum muslimin menghendaki agar
tanah taklukan itu diberikan kepada mereka. Akan tetapi, Umar bin
29. Jaribah Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khattab, diterjemahkan dari Al-Fiqh
Al-Iqtishadi li Amiril Mukminin Umar Ibnu Al-Khattab oleh Asmuni Solihan Zamakhsyari,
(Jakarta: Khalifa, 2006) hlm. 99.
30. Ibid, hlm. 222.
20 Islam dan Agraria