Page 74 - Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria Prof. Boedi Harsono
P. 74

Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria ....

               dasar Hukum Agraria/Hukum Tanah yang baru, yakni: (1) dile-
               paskannya asas domein dan diakuinya Hak Ulayat; (2) diada-
               kannya peraturan yang memungkinkan adanya perseorangan
               yang kuat, dalam hal ini Hak Milik yang dapat dibebani Hak
               Tanggungan; (3) dilakukannya terlebih dahulu penyelidikan
               (kajian/studi/penelitian: penulis) terhadap peraturan-peraturan
               negara lainnya (terutama negara-negara tetangga), sebelum menen-
               tukan apakah orang-orang asing dapat juga mempunyai hak milik
               atas tanah); (4) perlunya diadakan penetapan luas minimum tanah
               untuk menghindarkan pauperisme di antara petani kecil (untuk
               Jawa diusulkan 2 Ha); (5) perlu adanya penetapan luas maksimum
               (Jawa 10 Ha dan luar Jawa berdasarkan penelitian lebih lanjut); (6)
               diterimanya usulan Sarimin Reksodihardjo tentang skema hak-
               hak tanah, yakni ada Hak Milik dan hak atas tanah kosong dari
               negara dan daerah-daerah kecil serta hak-hak atas tanah orang
               lain yang disebut hak-hak magersari; dan (7) perlunya diadakan
               registrasi tanah milik dan hak-hak menumpang yang penting (an-
               nex kadaster), dengan catatan terlebih dahulu mengubah hak-hak
               yang bersandar pada Hukum Eropa menjadi hak-hak Indonesia. 7
                   Setelah terbentuknya kembali Negara Kesatuan, maka
               keberadaan PAY dipandang sudah tidak tepat lagi. Oleh karena
               itu, berdasarkan Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1951 (tanggal
               19 Maret 1951), PAY dibubarkan dan dibentuk panitia agraria baru,
               yang berkedudukan di Jakarta (“Panitia Agraria Jakarta”,  disingkat
               PAJ). PAJ diketuai Sarimin Reksodiharjo dan beranggotakan
               pejabat-pejabat dari berbagai kementerian dan jawatan serta wakil-
               wakil organisasi tani. Pada tahun 1953 Singgih Praptodihardjo
               (Wakil Kepala Bagian Agraria Kementerian Dalam Negeri)

                   7   Ibid, hlm 125-126.

                                                                    61
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79