Page 46 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 46

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

                        mencoba  melanjutkan  kajian  kelembagaan  agraria
                        sebelumnya yang sudah penulis awali pada tahun 2014-
                        2015.  Kajian sebelumnya  menyoroti persoalan gagasan
                        munculnya  gagasan  untuk  melahirkan  UUPA  (1948)
                        sampai terbitnya UUPA (1960).  Pada periode tersebut
                        kelembagaan agraria mulai didesain, akan tetapi, peristiwa
                        1965 menyebabkan banyak perubahan. Realitas ini tentu
                        saja  membawa  banyak  perubahan  pada  produk  dan
                        kebijakannya,  sehingga  penulis  merasa perlu  melihat
                        secara lebih detail sejarah perkembangan kelembagaan
                        agraria berikutnya, yakni 1960-2022, sebagaimana peru-
                        bahan kelembagaan dari “dirjen agraria” ke “badan perta-
                        nahan” dan kembali lagi menjadi “kementerian agraria”
                        (Rachman, 2017a).
                            Beranjak dari bangunan argumen di atas, kajian ini

                        berusaha melihat persoalan agraria dari sisi kelembagaan
                        yang lebih utuh. Penulis berusaha menyajikan data dalam
                        bentuk narasi dan tafsir dari sejarah kelembagaan agraria
                        yang kompleks, ruwet, sekaligus dinamis, termasuk sisi-
                        sisi kelam perjalanannya.  Kelembagaan yang dimaksud
                        adalah semua pembicaraan tentang agraria yang terkait
                        dengan lembaga agraria, produk kebijakan yang dilahir-
                        kan, dan dinamika perubahan kelembagaannya sejak dari
                        Kementerian Agraria, berubah ke Dirjen Agraria, kemu-
                        dian berubah menjadi Badan Pertanahan Nasional, dan
                        terakhir kembali menjadi Kementerian Agraria.
                            Ada dua hal yang akan menjadi fokus kajian ini untuk
                        memahami sejarah kelembagaan agraria sekaligus peran
                        yang dimainkan: Pertama  ingin memetakan  sekaligus

                         10
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51