Page 77 - Nanos Gigantum Humeris Insidentes: Sebelum Meneliti Susunlah Bibliografi Beranotasi dan Kajian Pustaka
P. 77

semestinya dibaca. Mereka menunjukkan bahwa umumnya
                eksklusi dipahami dalam dua pengertian, yakni sebagai
                “kondisi” (condition), dimana orang berada dalam situasi tuna

                akses pada tanah, atau situasi yang mana tanah dikuasai dalam
                bentuk kepemilikan pribadi (private  property). Eksklusi juga
                bermakna “proses” (process)  yang mana aksi-aksi kekerasan
                intens dan berskala luas mengakibatkan orang miskin terusir
                dari tanahnya oleh atau atas nama orang yang berkuasa. Di sini
                penulis memberikan cara pandang yang berbeda bahwa secara
                konseptual “eksklusi” itu pasti dilakukan dengan satu dan lain

                cara dalam semua penggunaan dan akses atas tanah, misalnya
                baik  yang  dilakukan  oleh  petani  miskin  maupun  yang
                dilakukan oleh korporasi. Hal itu diperlukan agar  orang atau
                pihak lain ter-eksklusi aksesnya atas tanah yang petani
                miskin tersebut garap.
                     Eksklusi bukanlah proses acak, ia distrukturasi oleh relasi
                kekuasaan. Di pedesaan Asia Tenggara, dari kajian empiris

                yang mereka lakukan, kondisi dan proses eksklusi tercipta
                dari interaksi empat power berikut: regulation (pengaturan); force
                (kekuatan);  the  market (pasar); dan  legitimation (pengabsahan).
                Regulation, seringkali namun tidak eksklusif, diasosiasikan dengan
                instrumen legal-negara, yang menetapkan aturan akses atas
                tanah dan kondisi penggunaannya. Force adalah kekerasan atau
                ancaman kekerasan baik yang aktornya state atau non-state. The

                market adalah kekuatan eksklusi yang bekerja membatasi akses
                melalui bentuk “harga” dan kreasi “insentif” dengan semakin
                terindividualisasikannya tanah. Legitimation menentukan dasar
                moral atas klaim, dan tentu saja dalam membuat regulasi, pasar,
                dan kekuatan, sehingga dengan itu menjadi basis eksklusi yang
                secara politik dan sosial dapat diterima.







                                           42
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82