Page 14 - Materi Modul Belajar Fonologi Klasifikasi Bunyi Bahasa Indonesia
P. 14
organ-organ manusia yang memproduksi tuturan atau ujaran. Disebut sebagai
fonetik fisiologis karena fonetik ini mengkaji mengenai fungsi-fungsi fisiologis
manusia sesuai kenyataan biologis organ-organ tuturnya.
2. Fonetik Akustik
Fonetik akustik menyelidiki bunyi bahasa menurut aspek-aspek fisisnya
sebagai getaran udara. Jenis fonetik ini disebut sebagai fonetik askutik karena
lebih dekat dengan fungsi alat pendengaran manusia. Fonetik akustik mempelajari
bunyi-bunyi bahasa menurut aspek-aspek fisiknya. Bunyi-bunyi itu diselidiki
sumbernya, frekuensinya, getarannya, amplitudonya, intensitasnya dan timbrenya.
Menurut Setyaningsih dan Rahardi (2014:6), bahwa bunyi tuturan manusia akan
dilihat secara akustis, bagaimana tingkat kenyaringannya, bagaimana tingkatnya
frekuensinya, dan bagaimana temponya. Hal ini tentunya memerlukan peralatan
elektronik yang dikerjakan di laboratorium bahasa. Misalnya spektograf yaitu alat
pengukur frekuensi dan tekanan dan oscilloskop alat untuk memaparkan ciri-ciri
kenyaringan bunyi. Kedua alat tersebut akan membantu untuk mengatahui
tingkatan-tingkatan yang hasilkan oleh alat artikulasi manusia.
Yelseltronika.com Yelseltronika.com
spektograf oscilloskop
3. Fonetik Auditoris (Fonetik Presepsi)
Fonetik auditoris, yaitu fonetik yang mempelajari bagaimana mekanisme
penerimaan bunyi bahasa oleh telinga kita. Fonetik ini tentunya lebih
membicarakan bagaimana sistem pendengaran manusia dapat menerima frekuensi
getaran bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara. Menurut Muslich (dalam
Setyaningsih dan Rahardi, 2014:7), jenis fonetik ini mengkaji respons sistem
pendengaran terhadap rangsangan bunyi yang diterima. Bunyi yang diterima oleh
alat pendengaran manusia, tentunya akan dikaji sesuai dengan tingkatan-tingkatan
6 FONOLOGI ( KLASIFIKASI BUNYI BAHASA INDONESIA)