Page 114 - Pendidikan-Agama-Katolik -Kelas 8-
P. 114

Selain simbol-simbol dengan tangan tersebut (juga benda) yang memiliki makna,
                 kita  sebagai  manusia  juga  dapat  bermakna  dan  bahkan  dapat  menjadi  sarana
                 keselamatan bagi orang lain. Simaklah cerita di bawah ini.


                                                  Memberi Nama
                     Ada  sebuah  kampung  yang  bernama  Watala  yang  hampir  setiap  hari
                  mengalami kematian anak-anak. Semua orang tidak tahu apa sebabnya. Anak-
                  anak itu menderita penyakit yang aneh. Panas badan muncul dengan tiba-tiba lalu
                  meninggal.
                     Pada suatu hari, seorang yang bernama Mapawa pergi mandi di mata air, dekat
                  kampung itu. Tempat itu sebenarnya agak angker. Kata orang, di tempat itu roh-roh
                  halus biasa berkumpul. Tetapi Mapawa tidak peduli. Dasar ia seorang pemberani.
                  Ketika  hampir  selesai  mandi,  tiba-tiba  ia  mendengar  suara-suara  yang  sedang
                  berbicara. Yang anehnya ia tidak melihat seorang pun yang berada di dekat situ.
                  Apakah itu suara orang-orang halus seperti yang dikatakan orang? Ia memasang
                  telinganya sebaik mungkin. Terdengarlah suara anak perempuan: “Ayah, hari ini
                  telah lahir sepasang anak kembar, laki-laki dan perempuan di ujung kampung ini”.
                     “Mungkin orang tuanya telah memberi nama untuk anak-anaknya itu”.
                     “Belum, belum Ayah”.
                     “Nama apa yang akan kita berikan kepada anak-anak kembar itu?”
                     “Sebaiknya kita beri nama Mangsa Harimau untuk anak laki-lakinya dan untuk
                  anak perempuannya kita beri nama Hanyut ke Hilir”.
                     “Mari kita segera kesana”.
                     Mapawa segera menyelesaikan mandinya, lalu ia buru-buru ke rumah di ujung
                  kampung itu. Mungkin ia sudah terlambat! Di sana ia memang menemukan kedua
                  orang tua yang baru melahirkan anak kembar itu. Kepada mereka ia ceriterakan
                  percakapan dari kedua orang halus di mata air tadi. Sejak itu kedua orang tua
                  tadi selalu memperhatikan kedua anak kembarnya, terlebih ketika mereka sudah
                  pandai berjalan. Dasar sudah nasib,  pada suatu saat mereka lengah, anak laki-
                  lakinya bermain di luar kampung dan diterkam harimau, anak  perempuannya
                  pergi mandi ke sungai bersama teman-temannya lalu hanyut ke hilir.
                     Sesudah peristiwa itu, pada suatu malam Mapawa bermimpi. Ia mendengar
                  suatu  suara  yang  memanggil-manggil  namanya.  Ternyata  ia  dipanggil  oleh
                  seorang kakek yang berjenggot serba putih. Kakek itu menyuruhnya supaya sejak
                  saat itu ia menjadi penyelamat dan pemimpin orang-orang sekampung. Tugasnya
                  antara lain ialah selalu siap mendatangi rumah-rumah yang kelahiran bayi dan
                  menyuruh  orang  tuanya  segera  memberikan  nama  untuk  bayi-bayi  mereka.
                  Mapawa yakin bahwa Dewa sendiri telah mendatangkan dan memberikan tugas
                  untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang sekampung dengannya.










                    108    Kelas VIII    SMP
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119