Page 59 - Pendidikan-Agama-Katolik -Kelas 8-
P. 59

B. Sengsara dan Wafat Yesus sebagai Penolakan

                         Manusia


                       Dalam  melaksanakan  tugas  perutusan  untuk  menyampaikan  warta  sukacita
                    tentang Kerajaan Allah, Yesus sangat sadar akan risiko yang dihadapi. Risiko yang
                    terbesar  adalah  kehilangan  nyawa-Nya.  Dan  rupanya  itu  menjadi  kenyataan.
                    Masyarakat  Yahudi  yang  terkena  hasutan  oleh  para  ahli  Taurat,  pemimpin  agama
                    Yahudi  dan  orang-orang  kaya  yang  gemar  menindas  rakyat,  telah  bersekongkol
                    melenyapkan Yesus dengan berbagai macam cara. Dalam pelajaran ini kalian akan
                    mempelajari tentang Sengsara dan Wafat Yesus sebagai akibat penolakan manusia
                    terhadap pewartaan-Nya tentang Kerajaan Allah.

                    Doa
                    Bapa yang Mahakasih,
                    Kami bersyukur kepada-Mu, karena Engkau mengasihi kami,
                    dengan cinta yang tak terbatas,
                    Bapa kami mohon terang dan bimbingan-Mu,
                    agar pada hari ini, kami mampu meneladan Putera-Mu,
                    dalam menghadapi penderitaan dan wafat-Nya
                    Sehingga kami pun kuat dalam menghadapi berbagai cobaan,
                    Demi Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kami.
                    Amin.

                    1. Memahami Makna Penderitaan

                    1.  Bacalah cerita berikut ini!

                                             Hidup adalah Perjuangan
                        Hari itu masih pagi, kira-kira pukul 06.00. Aku bergegas ke luar dari rumah
                     dengan  sepeda  kesayanganku,  untuk  sekedar  keliling  komplek  perumahanku,
                     sambil menghirup udara pagi yang masih segar. Setelah beberapa saat mengayuh
                     sepeda, aku istirahat di pinggir lapangan yang menjadi fasilitas umum perumahan.
                     Hari Minggu seperti ini, banyak warga komplek yang olahraga di lapangan, ada
                     yang main bola, sepeda, lari atau sekedar jalan-jalan. Hal ini dimanfaatkan oleh
                     para  pedagang  makanan,  mainan  bahkan  sayur-sayuran.  Di  antara  pedagang
                     tersebut ada yang menarik perhatianku, seorang kakek penjual kangkung yang
                     sudah sangat lanjut usia, ikut bersaing mengais rejeki. Ketika berdiri badannya
                     sudah tidak bisa tegak lagi, kulitnya sudah sangat keriput, jalannya tertatih-tatih.
                     Didorong oleh rasa iba, aku berjalan mendekati untuk sekedar membeli kangkung,
                     satu atau dua ikat, untuk makanan kelinci peliharaanku.




                                                             Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti  53
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64