Page 15 - Pengantar Filsafat Umum
P. 15

FILSAFAT UMUM    5


             nilai ‘baik’ mata kuliah filsafat ‘kan ente!” Makanya kalau kuliah itu
             jangan sering absen.”



             B. Definisi

                 Sekarang, mari kita lanjutkan diskusi kita dengan menyimak ber-
             bagai definisi filsafat menurut para ahli. Tetapi, sebelumnya barangkali
             kita telusuri dulu arti etimologinya. Filsafat (dalam bahasa Arab adalah
             falsafah, dan dalam bahasa Inggris adalah philosophy) berasal dari bahasa
             Yunani. Kata ini terdiri dari kata ‘philein’ yang berarti cinta (love) dan
             ‘sophia’ kebijaksanaan (wisdom). Secara etimologis, filsafat berarti berarti
             cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam artinya sedalam-dalamnya.
             Seorang filosof (philosopher) adalah pencinta, pendamba dan pencari
             kebijaksanaan.

                 Menurut catatan sejarah, kata ini pertama kali digunakan oleh
             Pythagoras, seorang filosof Yunani yang hidup pada 582-496 sebelum
             Masehi. Cicero (106-43 SM), seorang penulis Romawi terkenal pada zaman-
             nya dan sebagian karyanya masih dibaca hingga saat ini, mencatat
             bahwa kata ‘filsafat’ dipakai Pythagoras sebagi reaksi terhadap kaum
             cendekiawan pada masanya yang menamakan dirinya ‘ahli pengetahuan’
             Pythagoras menyatakan bahwa pengetahuan itu begitu luas dan terus
             berkembang. Tiada seorangpun yang mungkin mencapai ujungnya.
             Jadi, jangan sombong menjuluki diri kita ‘ahli’ dan ‘menguasai’ ilmu
             pengetahuan, apalagi kebijaksanaan. Kata Pythagoras, kita ini lebih
             cocok dikatakan sebagai pencari dan pencinta pengetahuan dan
             kebijaksanaan, yakni filosof.
                 Pernyataan Pythagoras memang diabaikan dan diselewengkan
             oleh banyak pihak terutama oleh kaum ‘sophist’. Mereka seakan men-
             jadi orang yang paling tahu dan bijaksana. Mereka mempergunakan
             kefasihan bahasa dan kelihaian bersilat lidah untuk meyakinkan masya-
             rakat dan merebut pengaruh.
                 Kata ini kerap pula digunakan oleh Socrates (470-399 SM). Socrates
             tidak saja terkenal karena pemikirannya yang brillian, tetapi juga karena
             ia banyak mengajukan pertanyaan. Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan
             kepada siapa saja yang dijumpainya, dan pertanyaan tersebut membuat
             sebagian orang menjadi lebih arif, lebih sadar diri, lebih pintar, tetapi
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20