Page 22 - Modul Pembelajaran Sejarah
P. 22
2. Kehidupan Ekonomi Sosial dan Budaya
Mataram berkembang menjadi kerajaan agraris. Dalam bidang pertanian,
Mataram mengembangkan daerah-daerah persawahan yang luas. Seperti yang
dilaporkan oleh Dr. de Han, Jan Vos dan Pieter Franssen bahwa Jawa bagian tengah
adalah daerah pertanian yang subur dengan hasil utamanya adalah beras. Pada abad
ke-17, Jawa benar-benar menjadi lumbung padi. Hasil-hasil yang lain adalah kayu,
gula, kelapa, kapas, dan hasil palawija.
Di Mataram dikenal beberapa kelompok dalam masyarakat. Ada golongan raja
dan keturunannya, para bangsawan dan rakyat sebagai kawula kerajaan. Kehidupan
masyarakat bersifat feodal karena raja adalah pemilik tanah beserta seluruh isinya.
Sultan dikenal sebagai panatagama, yaitu pengatur kehidupan keagamaan. Oleh
karena itu, Sultan memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Rakyat sangat hormat dan
patuh, serta hidup mengabdi pada sultan.
Bidang kebudayaan juga maju pesat. Seni bangunan, ukir, lukis, dan patung
mengalami perkembangan. Kreasi-kreasi para seniman, misalnya terlihat pada
pembuatan gapura-gapura, serta ukir-ukiran di istana dan tempat ibadah. Seni tari
yang terkenal adalah Tari Bedoyo Ketawang. Dalam prakteknya, sultan agung
memadukan unsur-unsur budaya islam dengan budaya Hindu-Budha.
12