Page 19 - Modulpembelajarantaksonomisukma
P. 19
kelompok natural eksis karena anggota-anggota takson natural adalah keturunan dari
nenek moyang bersama dan karenanya mempunyai peluang lebih besar untuk mirip
satu sama lain daripada spesies yang tidak berkaitan. Selama 50 tahun pertama
setelah munculnya teori evolusi Darwin, para taksonomis bekerja secara substansial
berdasarkan teori nenek moyang bersama. Hal ini diekspresikan melalui upaya
pencarian rantai yang hilang antara taksa yang tampaknya tidak berkaitan, dengan
tujuan untuk merekonstruksi “nenek moyang primitif” dan membangun pohon
filogenetik. Upaya tersebut mendorong bidang-bidang sistematika komparatif,
morfologi komparatif, dan embriologi komparatif turut berkembang. Setelah periode
Darwin berkembang beberapa teori berkaitan dengan keanekaragaman hewan di
antaranya neo-Darwinisme, teori endosimbiotik, punctuated equilibrium, teori evolusi
netral, ketiga dari awal masih berakar dari teori evolusi Darwin. Secara paralel
berkembang pula teori yang bertentangan dengan teori evolusi, yaitu: teori
perancangan cerdas (kreatiisme). Semua teori tersebut pada tataran teoritis dan praktis
mempengaruhi perkembangan taksonomi dan kegiatan yang inheren di dalamnya
(klasifikasi dan identifikasi). Pada perkembangan sistematika (dan taksonomi)
muncul tantangan menarik pada level populasi. Ketika sampel populasi dari bagian
berbeda dari satu lingkup geografis suatu spesies dibandingkan, perbedaan kecil
maupun besar sering kali ditemukan. Pada akhirnya hal ini menyebabkan penggantian
sekelompok hewan tertentu dari spesies yang ditentukan secara tipologis menjadi
spesies politipus. Studi dan perbandingan populasi intraspesifik menjadi tujuan dari
sistematika populasi. J.S Huxley (1940) memberi nama sistematika baru tersebut
19 | t a k s o n o m i h e w a n