Page 43 - New e-Infotory Book
P. 43
a. Mihrab/ pengimamannya berukuran 206 cm x 130 cm x 117 cm,
lengkungannya dari kayu jati berukir motif daun dan pilin tegar. Di
depan mihrab ada mimbar berukuran 1,85 m x 0,90 m x 2,40 m
berhias motif elips, berdasarkan angklade, roset berisi suluran dan
kaligrafi arab.
b. Pawastren/ tempat jama’ah perempuan berbentuk segi empat
berukuran 8,25 m x 18,42 m.
c. Atap bangunan masjid berupa atap tumpang tiga yang
mengandung filosofi tiga hal yang harus dimiliki oleh umat Islam
dalam kehidupannya yaitu iman, Islam dan ihsan. Bagian atas atap
terdapat tempayan terbalik yang merupakan peninggalan Kyai
Ageng Muhammad Besari. Genteng berbentuk sirap terbuat dari
Hasil Warisan Syekh
kayu jati berukuran 50 cm x 25 cm x 25 cm.
d. Batu “Bancik” yang ada di depan masjid konon diambil dari
Hasan Besari
Kerajaan Hindu Majapahit setelah keruntuhan kerajaan itu. Secara
filosofis mengandung arti bahwa masyarakat yang menganut ajaran
Hindu di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit seiring berdirinya
Masjid Tegalsari dan pondok pesantren sudah berada di bawah
kendali dan ajaran agama Islam yang disebarkan oleh Kyai Ageng
Muhammad Besari.
Gambar 7.4 : Potret Masjid Tegalsari Gambar 7.5 : Potret Ruang Utama Masjid
Sumber: Dokumentasi Pribadi Tegalsari
Sumber:https://www.facebook.com/DesaReligiT
egalsari/
Peranan Syekh Hasan Besari Dalam Penyebaran Agama 37
Islam Di Ponorogo