Page 2 - AUVI
P. 2
STUDI KASUS
Jakarta, CNBC Indonesia - Laju inflasi Indonesia sepanjang 2020 diperkirakan
sangat rendah. Bahkan kemungkinan bakal jadi yang terendah dalam sejarah. Badan
Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Desember 2020 pada 4 Januari 2021.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi secara
bulanan (month-to- month/MtM) sebesar 0,405%.
Sementara inflasi tahunan (year-on-year/YoY) pada Desember, yang akan sama
dengan inflasi tahun kalender (year-to-date/YtD) sepanjang 2020, diperkirakan
1,68%. Kemudian inflasi inti YoY 'diramal' 1,685%. Hingga pekan III, Survei
Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) memperkirakan
inflasi Desember 2020 sebesar 0,36% MtM. Ini akan membuat inflasi YoY dan YtD
sepanjang 2020 menjadi 1,6%. Jika terwujud, maka akan menjadi yang terendah
sepanjang sejarah Indonesia merdeka.
Sebagai negara berkembang, inflasi rendah sejatinya patut disyukuri. Sebab inflasi
tinggi adalah khittah negara berkembang, yang permintaan terus tumbuh sementara
produksi dalam negeri belum bisa memenuhinya. Ada dorongan inflasi yang berasal
dari tingginya permintaan (demand pull inflation).
Namun sekarang beda. Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19)
yang diatasi dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat ekonomi
mati suri. Produksi terhambat karena penerapan protokol kesehatan, dan permintaan
pun anjlok karena aktivitas masyarakat di luar rumah masih sangat terbatas.
Oleh karena itu, inflasi rendah lebih dimaknai sebagai kelesuan ekonomi. Pelaku
usaha sulit menaikkan harga demi mempertahankan permintaan. Ini bukan ciri
ekonomi yang sehat.