Page 4 - AUVI
P. 4
PENGERTIAN DASAR INFLASI
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus
menerus. Ini tidak berarti bahwa harga barang-barang itu naik dengan presentase
yang sama. Mungkin terdapat perbedaan presentase namun yang penting terdapat
kenaikan harga umum barang secara terus menerus selama periode tertentu.
Kenaikan yang hanya terjadi sekali (walaupun itu cukup besar) bukanlah merupakan
inflasi.
Beberapa macam indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi ada
tiga yaitu:
1. Indeks biaya hidup (costumer price index)
Indeks ini mengukur biaya/pengeluaran untuk membeli sejumlah barang
dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan hidup. Di Indonesia
dikenal dengan indeks 9 bahan pokok, 62 macam barang serta 162 macam
barang. Karena arti masing-masing barang dan jasa tidaklah sama seperti
individu maka dalam perhitungan angka indeksi diberi angka penimbang
tertentu. Angka penimbang biasanya didasarkan atas besarnya presentase
pengeluaran untuk barang tertentu terhadap pengeluaran keseluruhan,
besarnya presentase ini dapat berubah dari tahun ke tahun, oleh karena itu
perlu adanya revisi bila terjadi perubahan
Contoh:
Indeks biaya hidup tahun 1997 sebesar 181,5 (atas dasar tahun 1970),
kemudian naik menjadi 195,3 pada tahun 1978, maka laju inflasi antara
1997-1998 =(195,3 -181,5)/(181,5) = 7,6%
2. Indeks harga perdagangan besar (sholsale price index)
Indeks ini menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat perdagangan
besar. Ini berarti harga barang mentah, bahan baku, bahan setengah jadi
masuk dalam perhitungan indeks harga. Biasanya perubahan indeks ini
sejalan dengan indeks biaya hidup
3. GNP deflator
Indeks ini berbeda dengan dua indeks lainnya dalam cakupan barangnya,
GNP deflator mencakup jumlah barang dan jasa yang masuk dalam
perhitungan GNP, jadu lebih banyak jumlahnya dibanding dua indeks
lainnya.
Rumus : GNP deflator = GNP nominal/GNP rill x 100