Page 32 - Pembelajaran Biologi Berbasis Isu Sosiosaintifik - Perubahan Lingkungan
P. 32
Tujuan: Peserta didik dapat
LKPD 2 mengidentifikasi penyebab berbagai
(Pencemaran Lingkungan pencemaran akibat kegiatan PETI dampak
negatif dari pencemaran akibat PETI
Akibat PETI)
Alokasi waktu: 20 menit
1. Baca wacana di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan yang diberikan "Mitosnya penambang di Indonesia itu, tambah merkuri agar bisa tambah dapat
dengan jelas dan tepat! emasnya. Sehingga penggunaan merkuri di penambangan bisa dua kali lipat dari
produksi emasnya," kata Yuyun di acara diskusi yang sama. Pelepasan zat merkuri
JAKARTA, iNews.id - Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI di Indonesia
membawa sejumlah dampak buruk untuk berbagai sektor, mulai dari lingkungan, tersebut paling besar adalah udara, kemudian air dan tanah, sehingga potensi terpapar
sosial hingga kesehatan. Hal ini tak lepas dari peran merkuri pada proses PETI merkuri bagi masyarakat yang tinggal dekat penambangan sangat tinggi. Paparan
atau penambangan ilegal tersebut. Ada beberapa titik lokasi PETI yang telah merkuri inilah yang kemudian menimbulkan sejumlah masalah kesehatan. Di Sumbawa
terdampak oleh paparan merkuri tinggi di Indonesia. Salah satunya adalah Barat, beberapa masalah kesehatan yang sering ditemukan di wilayah penambangan
daerah Sumbawa Barat, yang sungai, bahan pangan, hingga ternak telah ilegal di antaranya gangguan pada ginjal, paru-paru, jantung, syaraf, kejang, demam
terkontaminasi oleh merkuri. "Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh tinggi hingga cacat lahir bagi ibu hamil yang tinggal di sekitar tambang atau terlibat
merkuri dan sianida di kabupaten sudah sangat masif, di mana pencemaran dalam proses penambangan.
dilakukan mulai dari hulu hingga hilir sungai Kabupaten Sumbawa Barat," kata
Ketua LSM Barma Fauzan Azima di acara diskusi bilangan Bendungan Hilir,
Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2019). Dia menjelaskan, pencemaran lingkungan oleh
merkuri dan sianida yang digunakan pada proses penambangan ilegal tersebut
terjadi sejak 2010. Dia menyebut, kebutuhan merkuri di Sumbawa Barat
mencapai angka 6,9 ton per bulan dan 20 ton sianida per bulan. "Keberadaan
PETI di Kabupaten Sumbawa Barat ini sudah memberikan dampak negatif, mulai
dari kerusakan hutan, pencemaran air sungai, tanaman pangan, hewan ternak,
dan tren penyakit akibat merkuri dan sianida," kataFauzan.
Lokasi paparan merkuri oleh penambangan emas ilegal di daerah Sumbawa Barat
sendiri terjadi di kawasan Taliwang, Brang Rea, dan Seteluk. "Sungai Kecamatan
Brang Rea mulai tercemar merkuri dan sianida dari hulu ke hilir. Zona hilir mulai
tercemar HG dengan kadar 0,023 MG/L yang melebihi baku mutu yang hanya
0,005 mg/l," kata dia. Sementara itu, terkait emisi merkuri, di Indonesia
mencapai 57 persen yang asalnya dari penambangan emas ilegal atau dua kali
lipat angka produksi emas nasional. Hal tersebut diungkapkan Yuyun Ismawati
dari Nexus3 Foundation yang sebelumnya dikenal sebagai BaliFokus Foundation
berdasarkan data dari Global Mercury Assessment 2013.
KLIK untuk ke sumber berita