Page 26 - E-Modul Menulis Teks Argmentasi
P. 26
Universitas Riau pada 2019 menunjukkan bahwa 50% penangkapan burung di
Kampar melibatkan alat penangkap modern yang berdampak langsung pada
penurunan keanekaragaman spesies burung di Kampar. Kegiatan ini melanggar
prinsip-prinsip kearifan lokal yang mengedepankan kelestarian dan dapat
merusak keseimbangan lingkungan.
Dari sisi sosial, aktivitas menangkap burung kuaran dapat membentuk
pola pikir eksploitatif. Hal ini terjadi jika generasi muda tidak memiliki kesadaran
tentang pentingnya melestarikan lingkungan. Berdasarkan laporan Flight Protect
Birds tahun 2021, dalam beberapa tahun terakhir puluhan ribu burung dijual,
termasuk spesies liar maupun yang dilindungi. Para oknum ini berbuat tanpa
memahami dampak buruk terhadap lingkungan jika penangkapan dilakukan
terus-menerus secara berlebihan.
Penangkapan burung kuaran secara berlebihan juga melanggar hukum.
Aktivitas ini mencerminkan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya
perlindungan satwa liar. Penangkapan satwa liar sering melanggar Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya. Data tahun 2021 juga menunjukkan bahwa lebih dari 100 kasus
penangkapan ilegal burung liar telah dilaporkan di Kampar dalam satu tahun
terakhir.
Oleh karena itu, meskipun aktivitas menangkap burung kuaran termasuk
sebuah kearifan lokal, penting untuk kita mencermati dampak negatifnya. Tanpa
adanya kesadaran lingkungan, aktivitas ini bisa membahayakan keseimbangan
ekosistem, menyebabkan kepunahan spesies, serta membentuk pola pikir
eksploitatif, dan berujung kepada pelanggaran hukum. Penting bagi masyarakat
dan pemerintah daerah untuk mempertimbangkan solusi agar kearifan ini tetap
lestari tanpa merusak keanekaragaman hayati, misalnya dengan membatasi
jumlah burung yang ditangkap dan mengedukasi generasi muda akan pentingnya
melestarikan lingkungan.
21