Page 34 - Media Pembelajaran E-Modul Mendongeng
P. 34

E-MODUL MENDONGENG                                                              SMP KELAS VII




                   Desa Jeruk ada di balik bukit sebelah utara. Alina dan Salu membawa lentera dan
             berbaur  dengan  orang-  orang  yang  akan  pergi  ke  Desa  Jeruk.  Orang-orang  bertopi
             jerami pasti dari Desa Padi. Ada anak-anak yang menenteng tas berbentuk wortel dan

             kentang.  Mereka  dari  Desa  Sayur  Mayur.  Setiap  tahun,  Desa  Jeruk  menggelar  pasar
             malam. Sejak 12 tahun lalu, hanya penduduk Desa Jahe yang tidak diundang. Penduduk
             Desa Jahe pun menyerah datang setelah kejadian penyemprotan itu.

                     Sampai  di  gapura  Desa  Jeruk,  Alina  dan  Salu  melongo.  Desa  Jeruk  tampak
             terang  benderang.  Alina  dan  Salu  melangkah  perlahan.  Anak-anak  berlarian
             sambil  menggenggam  kembang  gula.  Gerobak  makanan  berjajar;  jamur  tusuk,

             brokoli telur goreng, ubi bakar, sari buah-buahan, kentang rebus, nasi kuning, dan
             banyak lagi.
                     “Ingat  rencana  kita!”  bisik  Alina  begitu  Salu  mau  mendekati  penjual  brokoli

             telur goreng. Dia sungguh tidak tahan dengan aromanya.
                   Alina dan Salu bergegas mencari rumah dengan balai-balai paling luas. Di sana,
             para  tamu  dari  desa  sekitar  menunggu  untuk  menyapa  Tuk  Jana.  Alina  menarik

             Salu  ke  samping  rumah.  Para  tamu  bisa  curiga  kalau  mereka  ikut  menunggu  di
             balai-balai. Dan tentu, itu namanya bukan menyusup.

                   Ada pintu terbuka. Mereka langsung masuk.
                 “Ah, jangan bilang kalian diutus Tuk Manis tua itu untuk membujukku,” kata
             seseorang dengan tanda bekas luka di pelipis. Alina dan Salu kaget. Dia pasti Tuk
             Jana. Alina dan Salu tidak tahu harus merasa lega atau takut.

                 “Sekarang, apa yang kalian bawa untukku?” Tuk Jana menatap tas selempang
             Alina.

                  Alina membuka tas dan meletakkan termos kecil di meja. Mendamaikan dua
             desa jelas bukan keahliannya. Sungguh pekerjaan berat dibanding baikan dengan
             Salu, Lilo, atau Mimi usai bertengkar.
                 “Sari  jahe  ini  dibuat  oleh  ibu  saya.  Penduduk  desa  kami  sangat  pandai

             membuatnya.” Alina berusaha tersenyum.
                  “Ditambah perasan jeruk, sepertinya sempurna,” sambung Salu.

             ---------------


















         Bahasa Indonesia                                                                                                                                                                                     |   28
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39