Page 3 - Agroforestri Untuk Penggunaan Lahan Masa Depan
P. 3

AGROFORESTRI UNTUK


                                      PENGGUNAAN LAHAN MASA DEPAN




                                              Agroforestri adalah cabang ilmu baru sebagai area aktif
                                      penelitian multi-, inter-, dan transdisipliner, yang bertujuan

                                      untuk  menjembatani  beberapa  kesenjangan  yang  memiliki

                                      akar  sejarah  panjang  yang  berharga,  tetapi  dapat
                                      menghambat  kemajuan  untuk  tujuan  pembangunan

                                      berkelanjutan.
                                      Hal  tersebut  disampaikan  oleh  Van  Noordwijk  (2021)

                                      berkaitan  dengan:  (1)  Pemisahan  “pohon  kehutanan”  dan

                                      “tanaman  pertanian”,  sehingga  mengabaikan  kontinuitas
                                      sifat  fungsional  serta  fungsinya.  Konsep  “Agroforestry-1”

                                      membahas          di     tingkat      lahan       pertanian        terutama

                                      menghubungkan  kembali  tanaman  musiman  dengan
                                      tanaman tahunan, tanaman berkayu dengan tidak berkayu di

                                      seluruh  bagian  campuran  hutan-pertanian,  termasuk  pula

                                      pasar  bagi  input  dan  outputnya.  (2)  Identifikasi  pertanian
                                      dengan  jasa  penyediaan  (provisioning)  dan  jasa  ekosistem

                                      lainnya  (termasuk  hidrologi,  konservasi  keanekaragaman
                                      hayati dan penyimpanan karbon) di lanskap yang umumnya

                                      diasumsikan  hanyalah  dari  hutan  semata,  mungkin  dapat

                                      ditawarkan  sebagai  solusi  “terintegrasi”  hutan-  pertanian
                                      dalam  konsep  “Agroforestri  -2”;  (3)  Kesenjangan  antara

                                      pengetahuan  lokal  petani/agroforester  sebagai  pengelola
                                      lanskap,      dan      kontribusi       ilmu     sosial     dan      ekologi,

                                      ketergantungan  terhadap  kehutanan,  lembaga  lingkungan

                                      atau  pertanian,  dan  munculnya  respons  kebijakan
                                      pemerintah          terhadap         “isu      sosial-ekonomi-ekologi”

                                      merupakan  fokus  dalam  konsep  “Agroforestry-3”.Terkait

                                      dengan  managemen  lanskap,  penggunaan  lahan  dari  hutan
                                      alami  dan  buatan  manusia  berbeda  antar  lanskap  (dapat

                                      dibedakan         menjadi       “    Segregasi”        dan      “Integrasi”)

                                      tergantungdari masyarakat dan budayanya serta tata Kelola
                                      daerahnya (Gambar1).


      UNIVERSITAS BRAWIJAYA                                                                    HALAMAN 01
   1   2   3   4   5   6   7   8