Page 32 - TUGAS PRAKTEK KERJA 2 (E-MODUL)_NI WAYAN DEVI RESTIANI_1917011001
P. 32

Objek pajak adalah segala sesuatu yang menurut undang-undang dijadikan dasar
                  pengenaan pajak. Sistem perpajakan di Indonesia diatur sebagai berikut:

                  1. UU No 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
                  2. Undang-Undang No 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan (PPh)

                  3. UU No 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (PPN) dan

                     pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM).
                  4. UU No 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

                  5. UU No 13 Tahun 1985 Tentang Bea Materai dan Peraturan Pemerintah No 24 Tahun

                     2000 Tentang Perubahan Tarif Bea Materai.
                        Atas objek pajak, ada berbagai tata cara pemungutan pajak. Tata cara itu dapat

                  dilakukan berdasarkan stelsel berikut.
                  1. Stelsel Nyata

                     Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata), sehingga

                     pemungutan pajak baru dapat dilaksanakan pada akhir tahun setelah mengetahui
                     penghasilan sesungguhnya yang diperoleh dalam masa pajak yang bersangkutan.

                     Stelsel nyata mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan stelsel ini yaitu pajak
                     dikenakan lebih realistis, sedangkan kelemahannya yaitu pajak baru dapat dikenakan

                     pada akhir periode (setelah pengahasilan riil diketahui).

                  2. Stelsel Anggapan.
                     Dalam stelsel, anggapan pemungutan pajak dapat dilakukan pada awal tahun pajak.

                     Berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku hal ini, dimungkinkan
                     untuk dilaksanakan berdasarkan suatu anggapan penerimaan atau pendapatan oleh

                     wajib pajak. Anggapan ini dapat menggunakan perbandingan data antara
                     penerimaan/ pendapatan wajib pada tahun sebelumnya yang dianggap sama dengan

                     pendapat yang akan diperoleh pada tahun sekarang. Kelebihan stelsel ini yaitu dapat

                     dibayar selama tahun berjalan tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedangkan
                     kelemahannya yaitu paja yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan yang

                     sesungguhnya.
                  3. Stelsel Campuran.

                     Dalam stelsel ini, berlaku pengenaan pajak pada awal tahun yang didasarkan pada

                     suatu anggapan dan pada akhir tahun yang didasarkan pada suatu kenyataan,






                                                             25
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37