Page 39 - Modul Sejarah Lokal Tokoh Perjuangan Lampung
P. 39
28
Pada materi ini, kita tidak hanya akan mengenal siapa mereka, tetapi juga menyelami
semangat juang, strategi perjuangan, serta nilai-nilai luhur yang mereka tinggalkan.
Dari keberanian Raden Intan I, keteguhan Raden Imba II, kepemimpinan Bathin
Mangunang, hingga perjuangan heroik Raden Intan II, semua kisah mereka adalah
inspirasi nyata bagi kita. Nilai cinta tanah air, kerja sama, dan pantang menyerah yang
diwariskan para pahlawan Lampung ini bisa kita jadikan teladan dalam kehidupan
sehari-hari sebagai generasi muda penerus bangsa.
Jadi, mari kita ikuti perjalanan seru para pahlawan Lampung ini dengan penuh
semangat. Siapa tahu, semangat juang mereka bisa menyalakan api motivasi dalam
dirimu untuk berjuang meraih masa depan yang lebih baik!
1. Raden Intan I (1808-1828)
Raden Intan I merupakan pemimpin yang berkuasa pada masa pemerintahan Daendels
di Hindia Belanda. Raden Intan I juga merupakan penguasa Lampung yang memiliki
kekuasaan nyata, karena kepemimpinannya diakui oleh Gubernur Jendral Hindia
Belanda saat itu, yaitu Daendels. Pengakuan atas kepemimpinan dan pengangkatan
Raden Intan I ini karena Belanda sedang bersiap-siap untuk menghadapi serangan dari
pasukan Inggris. Untuk menghindari masalah dengan masyarakat Lampung maka
Daendels mengakui kepemimpinan Raden Intan I.
Namun keadaan berubah ketika Tahun 1811 Pulau Jawa diserang pasukan Inggris dan
kekuasaan Belanda diambil alih oleh Inggris. Daerah Lampung juga secara otomatis
dipandang sebagai daerah jajahan Inggris. Ketetapan mengenai status Lampung
sebagai jajahan Inggris disampaikan melalui Residen yang berkedudukan di Banten
pada tanggal 26 Febuari 1812. Berdasarkan ketetapan tersebut maka surat dari
Deandels yang mengakui kepemimpinan Raden Intan I tidak diakui bahkan ditahan
oleh Raffles tanpa diganti (Mujiyati, 2017).
Setelah perang di Eropa berakhir tahun 1816, Belanda kembali berkuasa di Hindia
Belanda berdasarkan perjanjian dengan Inggris. Di Lampung, diangkat seorang Asisten
Residen di bawah Residen Banten. Namun, Raden Intan I menolak mengajukan

