Page 21 - BMH JATIM-MAJALAH MULIA EDISI JANUARI 2022 VERSI ONLINE
P. 21

itu,
            uang yang dihasilkan jauh dari      tukn­
            kata cukup. Sekedar untuk me­       ya sudah sangat tidak menarik.
            menuhi kebutuhan keseharian saja,   Saya  beli  sayur­sayuran  di  pasar
            masih terbilang kurang.             yang lebih jauh.
               Bahkan tak jarang, kami makan       Saya mulai membangun rela­
            tanpa lauk sedikitpun. Sekedar de­  si  dengan  para  penjual,  sehing­
            ngan kerupuk, itu terasa sudah san­  ga bisa membeli jauh leih murah.
            gat mewah. Keadaan ini sempat       Di  awal­awal,  sungguh  ini  bukan
            juga membuat jiwa sebagai kepala    pekerjaan mudah. Saya diselimuti
            kepala keluarga terganggu.          rasa malu. Tapi, semua perasaan
               Saya merasa bersalah, karena     itu sekuat mungkin saya tepis.
            tidak mampu memberikan yang ter­       Alhamdulillah, situasi ini bisa
            baik untuk keluarga. Memenuhi ke­   dikendalikan. Saya mulai keliling
            butuhan mereka secara layak.        beberapa kampong, berteriak­te­
               Sampai saya pernah berucap       riak menjajakan sayuran. “Sayur­
            kepada istri, “Kalau memang bunda   sayur...!”
            tidak kuat lagi hidup dengan ayah,     Beberapa tetangga yang men­
            ayah rela untuk mengembalikan       getahui  profesi  baru  saya  ini,
            bunda ke orang tua!” demikian kata   mencela.  Mereka   mencemooh,
            saya pada istri dengan nada lirih.   tapi, tidak sedikit pula yang men­
               Syukurnya, istri mampu mema­     dukung.
            hami keadaan. Lebih dari itu, mem­     Saya tetap berjalan. Saya yakin
            pertahankan bidug rumah tangga,     inilah pilihan yang tepat. Alhamdu­
            baginya pilihan utama. Ia menguat­  lillah. Allah Maha Pemberi Rezeki.
            kan dan meyakinkan, bahwa suatu        Lambat laun, langganan se­
            saat kelak akan ditunjukkan jalan   makin banyak. Saya mencoba
            kemudahan.                          mengembangkan bisnis yang lain.
               Jalur Sayur                      Alhamdulillah berhasil.
               Suatu  waktu,  muncul  di  benak    Sudah bisa menghidupi keluar­
            untuk mencoba banting setir; mem­   ga secara layak. Membiayai anak
            ulai usaha sendiri. Pilihannya adalah   sekolah pun sudah mampu, me­
            jualan sayur. Ada beberapa alasan   ngontrak rumah lebih layak.
            yang menjadi pemikat, sayur adalah     Saya bias menyicil beli pekara­
            butuhan pokok setiap rumah tang­    ngan. Tentus semua ini tidak per­
            ga.                                 nah terbayang sebelumnya.
               Artinya, setiap hari orang bu­      Pelajaran yang bisa saya pe­
            tuh belanja untuk memasak. Kedua;   tik bahwa di mana ada kesung­
            minimnya penjual sayur keliling di   guhan dalam mencari rizki, di situ
            tempat tinggal, apalagi penduduk    akan ditemukan jalan. Tentu tidak
            setempat, tidak ada sama sekali.    menanggalkan doa kepada  Allah,
               Saya   memutuskan     membeli    Dzat Sang Pemberi rizki itu sen­
            sepeda butut yang memang ben­       diri.*/Khairul Hibri



                                                        Jumadil Awal 1443/Januari 2022 | MULIA  17
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26