Page 6 - ELCCO6_LKTI_MUHAMMAD RIDHO_SMKN 5 DUMAI
P. 6

1




                                                            BAB I
                                                      PENDAHULUAN


                        A.  Latar Belakang
                               Banjir merupakan suatu bencana alam yang sering terjadi di suatu daerah

                        yang  kering  yang  biasanya  disebabkan  oleh  curah  hujan  yang  tinggi  serta

                        kapasitas  sungai  yang  tidak  mampu  menampung  air  yang  mengalir  di  atasnya.
                        Banjir dapat dikategorikan menjadi dua. Yang pertama, banjir yang diakibatkan

                        oleh meluapnya air sungai dikarenakan jumlah dan debit air sungai yang melebihi
                        daya tampung sungai tersebut saat keadaan curah hujan yang tinggi. Yang kedua,

                        adanya genangan air pada daerah dataran rendah yang datar yang biasanya tidak
                        tergenang oleh air dalam jumlah yang cukup banyak (Septian et al, 2020).

                               Berdasarkan  data  dari  Geoportal  Kebencanaan  Indonesia  (BNPB,  2021)

                        dinyatakan  bahwa  bencana  banjir  merupakan  jenis  bencana  alam  yang  paling
                        banyak terjadi di Indonesia sejak akhir tahun 2020 hingga bulan Februari tahun

                        2021  ini.  Jumlah  bencana  banjir  yang  tercatat  adalah  sebanyak  232  kejadian.

                        Setiap  bencana  alam  tentunya  sering  menimbulkan  kerugian  baik  fisik  maupun
                        kerugian  materil.  Begitu  pula  dampak  yang  disebabkan  oleh  bencana  banjir  ini

                        adalah  terdapat  lebih  dari  350  ribu  rumah  dan  fasilitas  umum  yang  terendam
                        banjir.

                               Dilansir dari halaman Kompas.com (2020), bencana banjir yang terjadi di
                        Jabodetabek dan Lebak Banten pada bulan Januari tahun 2020 lalu, menyebabkan

                        53 korban meninggal dan 1 orang dinyatakan hilang. Kepala Pusdatinkom BNPB,

                        Agus Wibowo menuturkan bahwa penyebab korban meninggal disebabkan karena
                        genangan air sudah tinggi serta arus yang kencang, oleh karena itu, korban tidak

                        sempat  menyelematkan  diri.  Hal  ini  juga  dapat  terjadi  karena  tidak  adanya
                        informasi  atau peringatan dini jika akan terjadi  bencana banjir, sehingga warga

                        tidak sempat untuk mengevakuasi diri.
                               Selain  itu  dari  halaman  cnbcindonesia.com,  seorang  pemuda  meninggal

                        dunia  dikarenakan  tersengat  arus  listrik  yang  dihantarkan  oleh  air  banjir.  Pihak

                        PLN mengakui bahwa kurangnya informasi yang diberikan masyarakat mengenai
                        wilayah  yang  terdampak  banjir  serta  cakupan  wilayah  yang  luas  menjadi

                        penyebab lambatnya PLN mematikan arus listrik di wilayah tersebut.
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11