Page 48 - Geografi SMA Kelas XI Rev
P. 48
jenis Pometia pinnata spp (kayu matoa), Palaquium spp (pohon nyatoh),
Intsia palembanica (kayu besi) dan Octomeles sumatrana (benuang bini).
Jenis kayu tersebut merupakan kayu penting di Indonesia dan
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
2) Hutan Sub Montana, Montana, dan Sub Alpin
Hutan Sub Montana disebut juga dengan hutan hujan pegunung-
an bawah yang memiliki ketinggian antara 1.000–1.500 meter di
atas permukaan laut. Pada wilayah hutan ini vegetasi yang dijumpai
Acer iaurinum, Elaeocarpus ganitrus (ganitri), Eurya acuminatissima,
Cinnamomum sp (kayu putih), Saurauia pendula (kileho), dan Weinmannia
blumei (kimerak). Pada ketinggian ini dapat dijumpai pohon-pohon
yang memiliki tinggi hingga 40 m dengan diameter 120 cm, sedangkan
pada ketinggian yang lebih rendah, akan dijumpai pohon-pohon yang
lebih tinggi lagi.
Hutan Montana disebut juga hutan hujan pegu-
nungan atas yang memiliki ketinggian 1.500–2.400
meter di atas permukaan laut. Pada wilayah ini di-
temui jenis vegetasi seperti Dacrycarpus imbricartus
(jamuju), Podocarpus blumei (kibima), dan Podocarpus
neriifolius (kiputri). Ter dapat perbedaan yang jelas
pada vegetasi di hutan Montana ini, yaitu pohon-
pohon agak semakin jarang sehingga mudah
melihat ke dalam hutan karena pandangan kita
tidak terhalang oleh vegetasi bawah. Pendaki yang
berhenti untuk istirahat seringkali merasa lebih
dingin. Vegetasi yang tumbuh pada ketinggian ini
Sumber: https://bit.ly/3xb149T mayoritas merupakan jenis tumbuhan pegunungan
Gambar 1.25 Hutan Sub Montana dan Montana
sejati, hidup pada Montana dan Montana kondisi
iklim sedang. Tajuk pohon di Hutan Montana
biasanya memiliki ketinggian yang sama, yaitu 20 m. Percabangan
pohon lebih pendek dari percabangan pohon di Hutan Sub Montana.
Pohon besar dan sangat tinggi jarang ditemukan karena faktor
perakaran. Daun-daun umumnya kecil. Tumbuh an yang umumnya
ditemukan di lantai hutan termasuk jenis yang digunakan sebagai
tanaman hias, yaitu begonia, impatiens, dan lobelia.
Hutan Sub Alpin berada pada ketinggian antara 2.400–3.000 meter
di atas permukaan laut. Zona Hutan Sub Alpin hanya terdiri atas dua
lapisan, yaitu lapisan pohon-pohon kerdil, rapat dengan batang pohon
yang kecil, dan lantai hutan dengan tumbuhan bawah yang jarang.
Hanya ditemukan sedikit jenis vegetasi yang telah beradaptasi dengan
lingkungan yang beriklim ekstrem, hal ini barangkali terkait dengan
kondisi tanah yang miskin hara dengan jenis tanah berbatu (litosol).
34 Geografi Kelas XI