Page 28 - PAI SMA Kelas XII
P. 28

meningkatkan keimanan  kepada  Allah  Swt.  Sisa-sisa peradaban  umat
                                               terdahulu sengaja ditampilkan oleh Allah Swt. untuk memberikan pelajaran
                                               sekaligus menunjukkan kekuasaan-Nya kepada semua manusia.

                                               4.  Saling Menasihati dalam Kebaikan dan Takwa

                                               Nasihat  adalah mengajak,  menunjukkan,  serta  mengingatkan  pada ke-
                                               baikan dan kebenaran sesuai aturan Allah Swt. Nasihat dari orang lain
                                               sangat membantu seseorang dalam meringankan beban kehidupan
                                               sekaligus  menjadikan  hidup lebih bermakna. Nasihat bisa datang dari
                                               orang tua, guru, sahabat ataupun orang-orang yang tidak dikenal. Tentu
                                               saja nasihat paling agung datangnya dari Allah Swt. dan rasul-Nya, yakni
                                               berupa agama Islam. Jangan melihat siapa yang memberi nasihat, tetapi
                                               lihatlah isi nasihat tersebut.  Nasihat bisa berfungsi  sebagai pengendali
                                               perilaku dan sikap seseorang. Ajakan dan nasihat untuk berbuat kebaikan
                                               akan menjadikan seseorang selalu ingat untuk berbuat baik.

                    Khazanah
                                                        Menghadapi Musibah
                  Husein  Thabataba’I,  ahli  tafsir  modern  dalam  kitabnya,   dengan  prinsip-prinsip  Al-Qur’an  dalam  menjaga  jiwa,
                  Al-Mizān fī Tafsīr Al-Qur’ān, menyatakan bahwa musibah   sebagaimana firman Allah berikut.
                  adalah  kejadian  apa  saja  yang  menimpa  manusia     َ   ُ   َ   ُ ُ ْ  َ  ٰ ّ         ُ ْ  َ
                                                                                                           ْ
                                                                                     ْ
                                                                            ْ ْ ْ
                                                                                                                َ
                                                                                                   ْ َ
                                                                                            َ
                                                                                                        ْ
                  yang  tidak  dikehendaki.  Nabi  Muhammad  saw.  yang   ىلا مكي ِ دياب اوقلت الو  ِ هللا ليبس يف اوقفناو
                                                                           ِ
                                                                                                             ِ
                  diriwayatkan oleh Imam Muhammad bin Nasr at-Thabari           ْ  ِ  ُ ّ ٰ       ِ ِ  َ  ِ  َ  ُ
                  pernah mengatakan, "Apa yang menimpa manusia berupa   َ ْ  ْ  ُ  ُّ  َ    َّ  ْ  ُ  ْ  َ   ْ َّ
                                                                                                         ةكلهتلا
                                                                                             ِ
                                                                          ِ ِ
                                                                                                   ِ
                  hal-hal yang tidak dikehendaki, itu namanya musibah."  .نينسحملا ب ِ حي هللا نا ۛ اونسحاو ۛ ِ
                      Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang me-
                  nyinggung persoalan ‘musibah’ ataupun nama lain dari                            ﴾١٩٥ :ةرقبلا﴿
                  itu,  bala  dan  cobaan.  Seperti  termaktub  dalam  Surah   Artinya:
                  Al-Baqarah (2) ayat 155, Al-Mā’idah (5) ayat 49, dan At-  “Berinfaklah di jalan Allah, janganlah jerumuskan diri-
                  Taubah (9) ayat 50.                              mu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah. Se sung-
                      Musibah  yang  menimpa  seseorang  atau  suatu
                  kelompok  tertentu,  berupa  sakit,  kerugian  dalam  usa-  guhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
                                                                   (QS. Al-Baqarah (2): 195)
                  ha, kehilangan barang, meninggal dunia (musibah ber-  Islam memberikan tuntunan dalam menyikapi mu -
                  sifat  individual),  dan  bencana  alam,  wabah  penyakit,   sibah  yang  dialami  oleh  seseorang,  berupa  istirja,  me-
                  kekeringan yang berkepanjangan, dan musibah lain yang   ngembalikan  segalanya  kepada  Allah  Swt.  de ngan  me-
                  bersifat sosial.                                 ngucapkan innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn (se sungguhnya
                      Musibah adalah ketentuan yang datang dari Allah
                  Swt.  yang  tidak  bisa  ditolak  maupun  dicegah.  Walau   kami  milik  Allah  dan  kami  akan  kembali  kepada-Nya).
                                                                   Berdoa  agar  musibah  yang  menimpa  diri  kita  hanyalah
                  demikian, manusia wajib untuk menghindari atau meng-  bentuk ujian dari Allah Swt. bagi hamba-Nya yang saleh.
                  antisipasi  dari  berbagai  bentuk  musibah  yang  sudah   Ikhlas dan lapang dada dalam menghadapi ujian agar kita
                  maupun  yang  akan  terjadi  pada  diri  kita.  Seseorang   mendapatkan rahmat dan pahala-Nya.
                  yang terkena sakit diwajibkan untuk berobat agar men-  Dalam kehidupan di dunia, niscaya manusia tidak
                  dapatkan  kesehatan  seperti  sedia  kala.  Bila  terkena   akan  pernah  terlepas  dari  musibah,  bencana,  dan  co-
                  banjir, kekeringan, ataupun bencana alam lainnya, diwa-  baan.  Selama  hayat  masih  dikandung  badan,  seketika
                  jib kan baginya untuk menghindar dari bahaya tersebut.  itu  juga  musibah  mengintai  dan  kerap  menghampiri
                      Upaya  untuk  mengantisipasi  musibah  bukan  saja
                  pada tingkat pencegahan semata, tetapi juga pada tingkat   kita.  Dua  hal  saja  menghadapinya,  melakukan  upaya
                                                                   antisipasi dan ber-istirja (ucapan innā lillāhi wa innā ilaihi
                  penanggulangannya. Oleh karenanya, membiarkan diri   rāji’ūn).
                  dalam kerusakan dan kebinasaan sangat bertentangan
                                                                      Sumber: https://bit.ly/3NN9Z9U dengan pengubahan seperlunya



             14       Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33