Page 34 - Akidah Akhlak Kelas VI
P. 34
Marbot masjid kemudian melarangnya untuk tidur di masjid, Imam Ahmad bahkan didorong
olehnya dan dikuncilah pintu masjid tersebut. Kemudian beliau bermaksud untuk tidur di teras
masjid, tetapi marbot masjid juga memarahinya. Marbot masjid itu berkata kepada Imam Ahmad,
“Di dalam masjid tidak boleh, di teras masjid juga tidak boleh.” Imam Ahmad mengatakan,
marbot masjid tersebut bahkan mendorongnya sampai jalanan.
Di samping masjid tersebut, ada sebuah toko roti yang merupakan sebuah rumah kecil
sekaligus digunakan untuk berdagang roti. Penjual roti tersebut sedang membuat adonan roti
sambil melihat kejadian itu. Kemudian si penjual roti memanggil Imam Ahmad dan berkata,
“Mari Syekh, Anda boleh menginap di tempat saya, walau tempat saya kecil.” Imam Ahmad
kemudian masuk ke rumah penjual roti tersebut dan duduk di belakang penjual roti dan tidak
memperkenalkan dirinya. Penjual roti ini tidak berbicara ketika tidak ditanyai oleh beliau.
Ia terlihat selalu membuat adonan roti sambal melafalkan istigfar. Saat meletakkan garam,
memecahkan telur, dan mencampur gandum, penjual roti ini selalu beristigfar. Imam Ahmad
bertanya kepada penjual roti, “Sudah berapa lama kamu lakukan ini?” Kemudian dijawab, “Su-
dah lama sekali, Syekh. Saya menjual roti sudah tiga puluh tahun, semenjak itulah saya lakukan.”
Imam Ahmad bertanya lagi, “Apa hasil dari perbuatanmu ini?” Penjual roti kemudian men-
jelaskan, “(Lantaran wasilah istigfar), tidak ada hajat yang saya minta, kecuali pasti dikabul-
kan Allah Swt. Semua yang saya minta Allah langsung terima, semua dikabulkan Allah kecuali
satu, masih satu yang belum Allah kabulkan.” Imam Ahmad pun menanyakan terkait apa doa
yang belum dikabulkan itu. Kata penjual roti tersebut, “Saya meminta kepada Allah Swt. supaya
dipertemukan dengan Imam Ahmad.”
Seketika, Imam Ahmad kemudian mengucap takbir setelah mendengar pengakuan sang
penjual roti. Ia berkata, “Allahu Akbar! Allah Swt. telah mendatangkan saya jauh dari Baghdad
pergi ke Basrah dan bahkan sampai didorong oleh marbot masjid sampai ke jalanan, ternyata
karena istighfar dan doamu.” Penjual roti tersebut terkejut seketika lalu memuji Allah Swt., dan
ia langsung memeluk dan mencium tangan Imam Ahmad ketika itu. Kisah ini menjadi hikmah
bahwa istigfar akan membawa kelapangan dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Sumber: https://bit.ly/3WMaeX2, dengan pengubahan
Tafakur
Baca dan pahamilah bacaan berikut. Ambillah hikmah dari bacaan tersebut. Terapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Setiap muslim dianjurkan untuk mengucapkan kalimat tayibah dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu kalimat tayibah, yaitu istigfar. Lafal istigfar berbunyi astagfirullāhal‘aẓīm, yang
artinya: Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung. Kalimat istigfar ialah kalimat
yang diucapkan sebagai bentuk permintaan maaf dan permohonan ampunan kepada Allah Swt.
atas kesalahan atau perbuatan dosa yang telah dilakukan.
Kalimat istigfar dapat dibaca setiap saat, kapan saja, di mana saja, dan dalam keadaan apa
saja. Selain itu, kalimat istigfar juga dapat dibaca ketika lupa menunaikan kewajiban terhadap
Allah Swt., setelah melakukan kesalahan atau dosa, ketika selesai melaksanakan salat fardu,
atau ketika berzikir dan berdoa. Seorang muslim yang senantiasa membaca kalimat istigfar me-
miliki banyak keutamaan. Oleh karena itu, setiap muslim dapat membaca kalimat istigfar dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
16 Akidah Akhlak MI Kelas VI