Page 19 - 59. BISMILLAH BUKU AJAR IPS 2019 - Firdaus Su_udiah.docx
P. 19

217


               mengacu  pada  Pasal  7  ayat  (1)  UU  Nomor  12  tahun  2011,  meskipun  sesungguhnya  UU

               Pembentukan  Peraturan  Perundang-undangan  dan  perubahannya  memang  tidak  mengenal
               istilah Omnibus Law.

                     Secara teori perundang-undangan di Indonesia, kedudukan undang-undang dari konsep
               omnibus law belum diatur namun bisa ditemukan legitimasi yang rasional jika melihat sistem

               perundang-undangan  di  Indonesia.  Jika  menganggap  bahwa  Omnibus  Law  adalah  produk
               peraturan  perundang-undangan  sejenis  undang-  undang  maka  sesungguhnya  tidak  ada

               masalah karena undang-undang termasuk dalam hierarki peraturan yang diatur oleh Undang-

                                                                                                   23
               Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
                     Selain  itu,  jika  dilihat  dari  praktik  yang  diterapkan  di  berbagai  negara,  Jimly

               Asshiddiqie meringkas pola penerapan dan teknik penyusunan omnibus law menjadi 2 (dua)
                         24
               pola yaitu:
                     1.   Satu  undang-undang  mengubah  banyak  undang-undang  sekaligus  dengan
                          mengubah  bagian-bagian  tertentu  dari  undang-undang  itu  tanpa  menyebabkan

                          dicabut sama sekali;

                     2.   Satu  undang-undang  mengintegrasikan  banyak  undang-undang  menjadi  satu
                          kesatuan undang-undang baru dengan mencabut semua undang-undang lama yang

                          diintegrasikan tersebut dengan sekaligus mengubah sebagian dari materi undang-

                          undang yang lama itu sesuai dengan kebutuhan
                     Pada pola pertama, suatu undang-undang dapat disusun tipis saja yaitu sesuai dengan

               kebutuhan.  Akan  tetapi,  jangkauan  materiel  yang  diaturnya  dapat  mencangkup  lingkungan
               materi peraturan yang diatur oleh beragam peraturan yang sudah ada yang dinilai perlu diubah

               secara  sekaligus  dengan  satu  undang-undang.  Sedangkan  pada  pola  kedua,  terkesan  ada
               kemiripan  dengan  pola  kodifikasi  peraturan  perundang-undangan  yang  berusaha

               mengintegrasikan semua produk peraturan yang mengatur materi sejenis dalam satu kesatuan

                               25
               undang-undang.
                     Hanya saja, bedanya adalah bahwa pada kodifikasi tidak ada perubahan yang dilakukan

               terhadap  materi  undang-undang  lain  yang  dipadukan  menjadi  satu  kesatuan  kodifikasi.
               Sedangkan dalam omnibus law, materi peraturan undang-undang yang diintegrasikan diubah

                                                                  26
               menyeluruh atau sebagian sesuai dengan kebutuhan.  Jika melihat dari kedua pola diatas dan
               dibandingkan  dengan  penerapan  metode  omnibus  law  di  Indonesia  yang  baru


               23  Arasy Pradana A. Mengenal Omnibus Law dan Manfaatnya dalam Hukum Indonesia. www.hukumonline.com
               24  Jimly Asshiddiqie, Omnibus Law Dan Penerapannya di Indonesia
               25  Jimly Asshiddiqie, Omnibus Law Dan Penerapannya di Indonesia
               26  Jimly Asshiddiqie, Omnibus Law Dan Penerapannya di Indonesia



               Habibah Zulaiha                                                   Qawanin, Vol. 6, No. 2 (2022)
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24